REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dimulainya kembali inisiatif kesepakatan perdagangan Biji-bijian di Laut Hitam akan menjadi salah satu topik utama pembicaraan pribadi antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, pada awal Agustus 2023 ini, menurut sebuah sumber diplomatik mengatakan kepada TASS, Senin (7/8/2023).
"Jelas, salah satu isu utama dalam kunjungan potensial presiden Rusia [ke Turki] adalah menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian. Kemajuan di bidang ini akan memungkinkan untuk mencegah pertumbuhan lebih lanjut dari harga biji-bijian setelah penangguhan implementasi perjanjian Istanbul," ujar sumber tersebut.
"Situasi saat ini mempengaruhi negara-negara yang paling membutuhkan produk pertanian, dan masalah ini harus diselesaikan secara paralel dengan pertanyaan-pertanyaan Rusia kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan tersebut," kata sumber itu melanjutkan.
Sumber informan ini juga menambahkan bahwa Ankara berharap besar untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia. Namun pada saat yang sama, ia tidak menjawab proposal konkrit apa yang sedang didiskusikan oleh pihak Turki dengan perwakilan PBB, Rusia, dan Ukraina. Menurutnya, hasil positif dari situasi ini akan memperkuat otoritas Ankara dan Moskow di Afrika dan Asia.
Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa harga biji-bijian naik 15 persen dalam dua minggu setelah penangguhan kesepakatan biji-bijian. Pada saat yang sama, harga turun 23 persen selama implementasi kesepakatan ini sebelumnya.
Presiden Rusia dan Turki mengadakan percakapan telepon pada tanggal 2 Agustus, di mana mereka sepakat untuk mempersiapkan pertemuan potensial. Putin menekankan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan Turki dan negara-negara lain yang berminat untuk mengembangkan opsi-opsi untuk memasok biji-bijiannya ke negara-negara yang membutuhkan.
Erdogan, pada gilirannya, meyakinkan bahwa Ankara akan melanjutkan upaya aktifnya dan menggunakan diplomasi untuk memperluas Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam. Kesepakatan biji-bijian ini sebelumnya telah berakhir pada tanggal 17 Juli.
Berbicara di Forum Rusia-Afrika, Putin mengatakan bahwa Moskow telah setuju untuk berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut. Hal itu mengingat kewajiban Rusia untuk menghilangkan hambatan yang tidak sah terhadap pasokan biji-bijian dan pupuk dari Rusia ke pasar dunia. Tetapi sampai saat ini, belum ada satu pun dari ketentuan tersebut yang telah dipenuhi.