REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Masa jabatan wali kota-wakil wali kota Bogor periode 2019-2024, Bima Arya Sugiarto-Dedie A Rachim, akan berakhir pada tahun ini. Masa jabatan itu berakhir lebih awal sehubungan rencana pelaksanaan pemilihan kepala-wakil kepala daerah (pilkada) serentak pada 2024.
Sampai terpilihnya kepala daerah definitif hasil pilkada 2024, Kota Bogor bakal dipimpin penjabat (pj) wali kota. Bima Arya mengatakan, siapa sosok pj wali kota Bogor bukan kewenangannya. Namun, ada harapan yang disampaikannya untuk pj wali kota yang akan memimpin Kota Bogor ke depan.
“Semua program tentu diskresi wali kota, tapi saya menghargai sesuai aturan. Tapi, yang penting harus berdiri di atas semua kepentingan dan membangun suasana sejuk di Kota Bogor,” kata Bima Arya, Senin (7/8/2023).
Bima Arya berharap dua harapan itu dapat dijalankan pj wali kota. Ihwal sosok calon pj wali kota, ia mengatakan, calonnya akan diusulkan oleh DPRD Kota Bogor. “Belum ada pembicaraan itu (usulan calon pj wali kota). Masih lima bulan, dan itu bukan kewenangan wali kota. Tapi, mekanismenya akan ada diusulkan oleh DPRD,” kata Bima Arya.
DPRD Kota Bogor diyakini mempunyai kriteria-kriteria untuk sosok yang dinilai dapat memimpin Kota Bogor sementara waktu. “Teman-teman DPRD juga pastinya punya pandangan. Saya menghargai hak yang dimiliki DPRD untuk memberikan usulannya,” ujar Bima Arya.
Sebagaimana ketentuan, selain usulan dari DPRD, usulan pj wali kota juga bisa diajukan gubernur. Ada juga usulan dari menteri Dalam Negeri.
Rektor IPB University Prof Arif Satria memberikan pandangannya untuk sosok yang akan menjadi pj wali kota Bogor. “Sosok yang ideal pj wali kota Bogor yaitu sosok yang tentu memahami karakteristik Kota Bogor. Kemudian juga memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi,” kata Arif.
Selain itu, menurut Arif, memiliki integritas yang baik dan kepemimpinan yang kuat. Sebab, meskipun wilayah Kota Bogor tidak terlalu luas, namun dinamikanya dinilai tinggi. “Minimal dalam satu tahun setengah ke depan mampu untuk menjaga stabilitas Kota Bogor,” katanya.
Arif menyarankan pj wali kota mempertahankan dan mengembangkan kebijakan yang sudah berjalan baik di masa kepemimpinan Bima Arya-Dedie A Rachim.
Ditanya soal sosok yang cocok untuk menjadi pj wali kota Bogor, Arif enggan menyebut nama. “Ya saya tidak akan bisa menyebut figurnya siapa, tapi ciri-ciri itulah ya. Dicari saja yang memiliki akses yang baik, kapasistas yang baik, integritas yang baik, leadership yang kuat,” ujarnya.