REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Zaharman, guru SMAN 7 Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang buta setelah diketapel orang tua murid mengaku trauma atas kejadian yang menimpanya pada Selasa (1/8/2023) lalu itu. Ia pun menyatakan akan meminta pindah tugas ke sekolah lainnya setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
Di hadapan Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, pada Senin (7/8/2023), Zaharman menyatakan bahwa dirinya adalah pendatang. Dia mengaku merasa takut untuk kembali ke wilayah Desa Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang yang posisinya tidak jauh dari lokasi sekolah tempatnya mengajar.
Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Putra Asga Elevri, merasa prihatin dengan kasus tersebut. Putra menjenguk guru olahraga berusia 58 tahun yang tengah dirawat di RS AR Bunda, Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan itu.
"Kemendikbudristek besok akan meluncurkan episode merdeka belajar ke 25 yang intinya itu regulasi untuk mencegah kekerasan di sekolah," kata dia.
Putra menjelaskan, kedatangan dirinya bersama dengan rombongan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu tersebut selain menyampaikan rasa prihatin juga memberikan dukungan baik moril maupun material.
"Saya melihat korban ini luar biasa responsnya, tadi beliau mengatakan akan menyelesaikan ini sesegera mungkin. Beliau sudah mulai bisa tersenyum, ikhlas menerima ini," ujar Putra.
Zaharman mengaku sudah menerima kejadian yang menimpa dirinya. Hanya saja, proses hukum akan tetap berjalan agar pelaku mendapatkan sanksinya sesuai hukum yang berlaku.