Selasa 08 Aug 2023 07:25 WIB

Sikapi Diskriminasi Muslim di India, Ikadi Desak Pemerintah Panggil Dubes India

Ikadi juga Ikadi mengecam pembunuhan imam masjid di India.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Kios makanan, dirusak dan sebagian dibakar selama bentrokan komunal, tergeletak di pinggir jalan di Sohna dekat Nuh di negara bagian Haryana, India, Selasa, 1 Agustus 2023. Bentrokan maut antara umat.
Foto: AP Photo/Altaf Qadri
Kios makanan, dirusak dan sebagian dibakar selama bentrokan komunal, tergeletak di pinggir jalan di Sohna dekat Nuh di negara bagian Haryana, India, Selasa, 1 Agustus 2023. Bentrokan maut antara umat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Pusat menyikapi tindakan kriminal, barbarianisme dan SARA oleh kelompok ekstremis Hindu terhadap penganut agama minoritas Islam dan Kristen di negara bagian Manipur, New Delhi, Haryana, dan lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Ikadi mengecam pembunuhan imam masjid di India yang terjadi beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikadi Ustadz Ahmad Kusyairi Suhail mendesak pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar India untuk Indonesia Shri Sandeep Chakravorty untuk menyampaikan tuntutannya.

Baca Juga

"Mendesak pemerintah untuk segera memanggil Dubes India di Jakarta untuk menyampaikan sikap keprihatinan dan tuntutan agar pemerintah India segera menghentikan tindak kekerasan, pembunuhan dan diskrimimasi agama di seluruh wilayah India," ujar Ustadz Kusyairi dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (8/8/2023).

Ikadi juga menyerukan kepada pemerintah dalam hal ini Kemenlu RI agar melaporkan pelanggaran HAM dan SARA yang dilakukan oleh ekstremis Hindu India dalam pemerintahan Narendra Modi ke PBB.

"Ikadi mendesak negara-negara Muslim dunia melalui OKI mengutuk pelanggaran HAM berat dan SARA yang terjadi di India dan menuntut pertanggungjawaban pemerintah India terhadap aksi kejahatan sekolompok rakyatnya," ucap dia.

Di samping itu, Ustadz Kusyairi juga mengajak kepada seluruh umat Islam mendoakan saudara seiman yang sedang menghadapi diskriminasi di India.

"Kami menyerukan kepada seluruh umat Islam dunia agar mendoakan keselamatan dan kedamain untuk umat Islam India serta dilindungi oleh Allah SWT dari seluruh tindakan kriminal, diskriminasi dan kezaliman," kata Ustadz Kusyairi.

Seorang imam masjid di India meninggal dunia setelah segerombolan umat Hindu sayap kanan membakar dan melepaskan tembakan ke sebuah masjid di pinggiran ibu kota India, New Delhi. Aksi pembakaran itu terjadi beberapa jam setelah kekerasan komunal mematikan di distrik terdekat.

Polisi telah mengidentifikasi korban sebagai Maulana Saad (19 tahun), seorang imam masjid Anjuman Jama yang terletak di Sektor 57 di Gurugram, sebuah kota berpenduduk 1,2 juta yang terkenal dengan menara berkilau dan kantor perusahaan multinasional. Selain Saad, ada tiga orang lainnya di dalam masjid dan satu terluka.

Masjid tersebut diserang oleh massa pada Selasa pagi, sehari setelah kekerasan di distrik tetangga Nuh di negara bagian Haryana utara. "Sekitar 50-60 orang melakukan penembakan dan pembakaran di Anjum pada Selasa dini hari, yang menyebabkan kematian satu orang dan melukai lainnya," kata Wakil Komisaris Polisi Nitish Agarwal dilansir dari Aljazirah, Selasa (1/8/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement