Selasa 08 Aug 2023 08:03 WIB

TPSS di Tamanmartani Sleman Resmi Beroperasi, Sampah Masuk Dibatasi

Setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas menyemprot cairan penghilang bau pada bongkaran sampah di TPST Tamanmartani, Sleman, Yogyakarta, Senin (7/8/2023). Pemkab Sleman mulai mengoperasikan TPST Tamanmartani, Kalasan, Sleman untuk pembuangan sampah untuk 45 hari ke depan. Lokasi TPST ini nanti akan  menampung 50 ton sampah. Pada hari pertama pengoperasian sebanyak 5 truk sampah yang membongkar muatan, selanjutnya targetnya 10 truk setiap harinya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas menyemprot cairan penghilang bau pada bongkaran sampah di TPST Tamanmartani, Sleman, Yogyakarta, Senin (7/8/2023). Pemkab Sleman mulai mengoperasikan TPST Tamanmartani, Kalasan, Sleman untuk pembuangan sampah untuk 45 hari ke depan. Lokasi TPST ini nanti akan menampung 50 ton sampah. Pada hari pertama pengoperasian sebanyak 5 truk sampah yang membongkar muatan, selanjutnya targetnya 10 truk setiap harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman resmi mengoperasikan Tempat Penampungan Sampah Sementara di Padukuhan Kebon, Tamanmartani, Kalasan, Senin (7/8/2023). Bupati Kustini Sri Purnomo mengucapkan terima kasih kepada warga Kalurahan Tamanmartani yang telah bersedia menerima keberadaan lokasi penampungan sampah sementara.

"Alhamdulillah per Senin, 7 Juli 2023, layanan operasional truk pembuangan sampah sementara mulai beroperasi di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan," kata Kustini dalam keterangannya.

Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) tersebut memiliki daya tampung sebesar 1,500 ton atau sekitar 3.750 m3. Sampah yang masuk akan dibatasi 50 ton per hari.

"Sampah masuk setiap hari kurang lebih 50 ton dan rencana operasi sampah masuk selama 30 hari," ujar Kustini.

Ia mengklaim TPSS Tamanmartani telah didesain dengan baik untuk mengantisipasi polusi sampah. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain dengan dibuat lahan berbentuk kolam berkedalaman 1,5 meter dengan sudut kemiringan ke selatan untuk mengalirkan lindi (cairan sampah) ke arah selatan.

Ujung kemiringan ditujukan untuk mengalirkan air lindi dibuatkan atau diberi bak penampung untuk menampung air lindi yang terkumpul. Setelah terkumpul air lindi disedot untuk diolah atau dibuat ecolindi. "Seluruh kolam hingga tanggul dilapisi geomembran," katanya.

Ditambahkan, setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah. Setelah 45 hari operasi, sampah akan diambil kembali untuk dibuang ke TPA atau digiling dengan tujuan memisahkan sampah organik dan

anorganik.

"Sampah organik sudah menjadi lembut dan bisa untuk pupuk sedangkan yang anorganik dibuang," ungkap dia.

Pemasangann geomebran dilakukan selama dua hari oleh tenaga professional dan menggunakan peralatan yang memadai sehingga lapisan geomembran tidak bocor agar air sampah atau lindi tidak mencemari tanah.

Ecolindi juga sudah disiapkan sekitar 4,000 liter. "Diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional TPSS," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement