REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan kepada mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, dalam sebuah percakapan telepon pada hari Senin (7/8/2023), bahwa Cina akan menegakkan posisi yang independen dan tidak memihak di Ukraina. Karena Cina berusaha untuk menemukan penyelesaian politik atas masalah ini.
Komentar Wang kepada Lavrov diumumkan dalam sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri pada hari Senin, yang mengatakan bahwa Cina akan menjadi 'suara yang obyektif dan rasional' di setiap forum multilateral internasional dan 'secara aktif mendorong perundingan perdamaian'.
Pernyataan ini muncul setelah kementerian tersebut mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa pembicaraan internasional di Arab Saudi pada akhir pekan, untuk menemukan resolusi damai untuk krisis Ukraina. Dan Cina memastikan telah membantu 'mengkonsolidasikan konsensus internasional' tersebut.
Lebih dari 40 negara, termasuk Cina, India, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, namun tidak termasuk Rusia, ikut serta dalam pembicaraan Jeddah yang berakhir pada hari Ahad (6/8/2023).
Cina mengirimkan utusan khususnya untuk urusan Eurasia dan mantan duta besar untuk Rusia, Li Hui. Mantan Dubes Cina untuk Rusia ini pada bulan Mei lalu, telah melakukan tur ke enam ibukota Eropa untuk mencoba mencari titik temu bagi penyelesaian politik dari konflik, yang kini telah memasuki bulan ke-18 tersebut.
Beijing telah menolak untuk mengutuk Moskow atas invasi ke Ukraina yang diluncurkannya pada Februari 2022. Beijing telah menawarkan rencana perdamaiannya sendiri, yang mendapat tanggapan hangat baik di Rusia maupun Ukraina, sementara Amerika Serikat dan NATO bersikap skeptis atas tawaran perdamaian Cina sebelumnya.