Selasa 08 Aug 2023 15:01 WIB

Kemenag Turunkan Tim Litbang Pantau Kurikulum Al Zaytun

Kemenag menurunkan tim Litbang untuk meneliti dan memantau kurikulum Al Zaytun.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi melakukan penggeledahan terhadap Mahad Al-Zaytun.
Foto: Dok Republika
Polisi melakukan penggeledahan terhadap Mahad Al-Zaytun.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Pemerintah Pusat dan Kementerian Agama (Kemenag) Pusat diminta untuk menurunkan Tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) untuk meneliti dan memantau kurikulum yang diterapkan secara detail di Mahad Al Zaytun.

Hal itu disampaikan Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar. Dia menyatakan, penelitian terkait kurikulum secara lebih dalam di Al Zaytun saat ini sangat diperlukan untuk memastikan ada tidaknya penyimpangan.

Baca Juga

Aan mengatakan, selama ini pihaknya sudah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya pendidikan di lingkungan Mahad Al Zaytun. Sejauh ini, kurikulum pendidikan yang diterapkan Al Zaytun sudah sesuai dengan kurikulum dari Kemenag.

Namun, dengan munculnya polemik Al Zaytun selama beberapa bulan terakhir ini, Aan berharap agar Kemenag Pusat menurunkan Badan Litbang untuk mempelajari kurikulum yang diterapkan Al Zaytun secara lebih mendalam.

"Kami berharap Badan Litbang bisa memantau kurikulum secara detail yang ada di Al-Zaytun, dari pagi sampai pagi lagi, apa yang mereka lakukan, ritme kehidupan santri yang ada di dalamnya seperti apa. Sehingga tidak ada syak wasangka dari seluruh elemen masyarakat terkait Al Zaytun," kata Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/8/2023).

Aan mengungkapkan, selama ini pihaknya selalu berkomunikasi dengan seluruh guru di Al Zaytun, khususnya kepala madrasah, baik di tingkat MI, MTs, maupun MA. Pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pihak Al Zaytun terkait kegiatan pembalajaran di sana.

Aan menyebutkan, Mahad Al Zaytun saat ini memiliki jumlah santri mencapai 4.383 anak. Jumlah itu terdiri dari tingkat madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA).

Untuk tingkat MI, jumlah santrinya mencapai 1.118 anak, tingkat MTs ada 1.602 anak dan tingkat MA sebanyak 1.663 anak. Ketika ditanyakan mengenai rencana pemerintah yang akan mengambil alih Al Zaytun, Aan mengungkapkan, Kemenag Indramayu menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada pemerintah pusat.

"Kita samina wa athona saja. Kalau memang pemerintah pusat akan mengambil alih, maka kita akan ikuti apapun yang diperintahkan pemerintah pusat. Intinya, Kemenag Indramayu siap memberikan pembinaan dalam bidang pendidikan di Al Zaytun," ujar Aan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement