Selasa 08 Aug 2023 17:44 WIB

Dorong Penguatan KEK, Airlangga Dinilai Berupaya Mengoptimalkan Ekonomi Digital

Pengamat puji Menko Airlangga jadikan KEK sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Red: Erdy Nasrul
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) saat mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (2/2/2023).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) saat mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (2/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyumbang pendapatan daerah yang signifikan. Kebijakan yang digenjot Menko Perekonomian Airlangga Hartarto itu menjadi sumber ekonomi baru di tingkat daerah dan juga nasional.

KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat, misalkan, menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian warga dari berbagai negara. Mereka datang ke sana untuk menikmati eksotisme keindahan alam.

Baca Juga

KEK Mandalika memiliki konsep pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dengan pembangunan objek-objek wisata dan daya tarik wisata yang selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat.

Hingga Juni 2023, tercatat realisasi investasi KEK sudah mencapai Rp 128,5 triliun dengan capaian 291 pelaku usaha yang menjalankan bisnis di KEK, serta penciptaan lapangan kerja baru bagi 71.349 orang secara kumulatif.

Hal ini mendapat penilaian positif dari Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri. Menurut dia, apa yang tengah dilakukan oleh pemerintah merupakan sesuatu yang harus didukung oleh seluruh pihak.

Pemerintah, melalui Kemenko Perekonomian yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto memosisikan pengembangan KEK sebagai prioritas pembangunan. Hal ini bermanfaat secara maksimal, khususnya bagi pertumbuhan ekonomi daerah setempat. “Karena itu perlu terus didorong dan didukung dari berbagai sisi, tidak hanya pada infrastruktur saja," kata Yose Rizal Damuri di Jakarta pada Selasa (8/8/2023).

Pada dasarnya, keberadaan KEK memang diharapkan menjadi salah satu roda penggerak baru di suatu wilayah, menggerakkan ekonomi di wilayah provinsi tersebut, agar kemudian ekonomi tidak terpusat di Jakarta atau Jawa, juga bisa tersebar secara merata di seluruh Indonesia melalui KEK.

"Jadi, pada prinsipnya bisa saja kawasan KEK ini dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi baru, dan adanya KEK ini akan menjadi basis untuk menggerakkan roda ekonomi digital, menggerakkan roda digitalisasi di Indonesia, tidak boleh berdiri terpisah di mana ekosistem dibangun, infrastruktur jalan, SDM, kelistrikan termasuk perpajakan" ungkapnya.

Menurut Yose, lewat kebijakan seperti KEK ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga memiliki nilai lebih dibandingkan kandidat-kandidat calon presiden lainnya yang secara spesifik belum menyampaikan ide-ide kebijakan ekonominya.

"Semestinya substansi-substansi seperti ini muncul dari pemikiran mereka (para capres) untuk disodorkan ke masyarakat, dari sini kita dapat melihat bahwa sosok Airlangga ini sesungguhnya jadi sosok pembeda, paham isu-isu strategis makro ekonomi sekaligus mikro ekonomi yang menjadi solusi perekonomian kita," tutupnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَ ۚوَجَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًا ۗوَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءُوْكَ يُجَادِلُوْنَكَ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ
Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur'an) tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.”

(QS. Al-An'am ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement