Selasa 08 Aug 2023 18:15 WIB

3 Contoh Bacaan Istighfar yang Disunnahkan Rasulullah SAW dalam Haditsnya

Istighfar meminta ampunan kepada Allah SWT sangat dianjurkan

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Berdoa istighfar meminta ampunan Allah SWT. Ilustrasi Istighfar meminta ampunan kepada Allah SWT sangat dianjurkan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Berdoa istighfar meminta ampunan Allah SWT. Ilustrasi Istighfar meminta ampunan kepada Allah SWT sangat dianjurkan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah redaksi istighfar telah disampaikan melalui kitab suci Alquran. Tak hanya itu, redaksi istighfar juga ada dalam hadits.

Melalui pesan Telegram, Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustadz Abdullah Zaen menyampaikan beberapa redaksi istighfar yang disebutkan dalam hadits:

Baca Juga

Pertama 

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَىى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ 

“Allôhumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta kholaqtanî, wa ana ‘abduka, wa ana ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’ûdzu bika min syarri mâ shona’tu, abû`u laka bini’matika ‘alayya wa abû`u bidzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.” 

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau). 

Ini merupakan redaksi istighfar yang paling istimewa, biasa diistilahkan dengan Sayyidul Istighfar. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan keutamaannya, “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore; maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi; maka ia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu’anhu).

Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement