Selasa 08 Aug 2023 19:52 WIB

Melalui Buku Mencintai Munir, Suciwati Sebarkan Suara Hati Kekasihnya

Istri Munir Ajak Generasi Muda Suarakan Kasus Pelanggaran HAM Berat

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Erdy Nasrul
Rektor UII Fathul Wahid menyerahkan lukisan bergambar aktivis HAM Munir Said Thalib kepada istri Munir, Suciwati di Gedung Sardjito, UII, Sleman, Selasa (8/8/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Rektor UII Fathul Wahid menyerahkan lukisan bergambar aktivis HAM Munir Said Thalib kepada istri Munir, Suciwati di Gedung Sardjito, UII, Sleman, Selasa (8/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penulis buku Mencintai Munir, Suciwati, menilai ada banyak sejarah kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia yang dihilangkan. Untuk itu menurutnya penting generasi muda saat ini menggali kembali terkait sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang ada di Indonesia, termasuk kematian pejuang HAM yang juga merupakan suaminya, Munir Said Thalib.

"Itu sih bagian untuk menuliskan kembali dan tentunya ketika saya menuliskan ini orang akan penasaran apa sih peristiwa ini, dan itu bagian dari pesan yang sebetulnya saya ingin bagi kepada anak-anak muda. dan bagaimana bahayanya yang dihadapi oleh almarhum dan kami sebagai keluarga tentunya itu lebih lebih luar biasa dibandingkan hari ini," kata Suciwati kepada Republika di Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa (8/8/2023).

Baca Juga

Suciwati menilai ada kecenderungan anak muda saat ini diam melihat ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Menurut dia, anak muda harus berbuat sesuatu dalam menyuarakan ketidakadilan saat ini.

"Kenapa ketika itu mulai kembali di ruang yang sama, kenapa kok diam saja? Ayo kita harus melakukan sesuatu yang selama ini sudah dilakukan oleh Munir. Dimulai dari Munir," ucap Suciwati.