REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Debit air pada beberapa sumber air yang dikelola oleh Perumda AM Tirta Bumi Wibawa (PDAM) Kota Sukabumi, seperti Batu Karut dan Kadudampit, dinilai masih dalam batas normal. Pasokan air bersih untuk warga pun masih aman.
"Informasi yang diperoleh, debit air masih dinilai aman," ujar Kepala Bagian Humas dan Hubungan Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi Asep Abidin, Selasa (2023). Hal ini ditunjukkan produksi air pada periode Januari hingga Juli berada pada batas normal.
Menurut Asep, di musim kemarau kali ini belum diberlakukan penggiliran distribusi air kepada pelanggan, karena debit air masih mencukupi. Adapun penggiliran akan dilakukan jika debit air menipis berkurang hingga 50 persen dari batas normal.
"Alhamdulillah kami bisa melayani dengan stabil, karena hasil produksi air dari sumber-sumber ini masih dianggap normal," ungkap Asep. Di sisi lain keluhan-keluhan dari pelanggan masih tergolong normal dan strategi layanan kepada pelanggan masih diupayakan 24 jam.
Penggiliran pasokan air lanjut Asep, baru dilakukan ketika debit air disumber sudah kritis. Namun sekarang debit air di angka 90-95 persen.
Asep menerangkan, Perumda AM Tirta Bumi Wibawa telah menyiapkan layanan pengiriman air melalui truk tangki bagi para pelanggan. Langkah ini seandainya distribusi air tidak normal dampak dari musim kemarau.
PDAM lanjut Asep menjanjikan setiap keluhan mengenai kurangnya pasokan air akan ditanggapi dengan cepat, maksimal dalam 1 x 24 jam. Bilamana pelayanan kepada pelanggan dianggap tidak normal, tidak dapat air berhari-hari, PDAM sudah siapkan program pengiriman air melalui kendaraan tangki.
Nantinya ungkap Asep, distribusi air langsung dikirimkan kepada pelanggan yang menyampaikan keluhan atau memberikan informasi kepada PDAM. Hal ini karena PDAM memiliki tim untuk memberikan pelayanan secara langsung
Dalam memastikan debit air pada beberapa sumber tetap berada pada ambang normal terang Asep, Perumda AM Tirta Bumi Wibawa pun memiliki program penghijauan yang dilaksanakan berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Program ini telah berjalan selama empat tahun dengan jumlah pohon yang ditanam mencapai sekitar 1.000 pohon.
Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik menambahkan, kekeringan harus diantisipasi karena berdasarkan informasi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) diprediksi puncaknya Agustus. BPBD telah memetakan wilayah di Kota Sukabumi yang biasanya terdampak kekeringan saat kemarau.
Kerawanan kekeringan atau kesulitan air bersih terang Novian, biasanya terjadi di wilayah Kecamatan Baros dan Lembursitu. Kedua kecamatan itu pun mendapatkan perhatian khusus.
Menurut Novian, PDAM menyiapkan empat tangki air. Diharapkan nantinya masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih bisa terakomodasi. Hasil koordinasi, PDAM menyampaikan informasi terkait sumber air yang berada di lokasi sekitar Batu Karut, Kandang Sapi, Cigadog, Selabintana, dan Cinumpang, masih tersedia.