Rabu 09 Aug 2023 04:05 WIB

Ragam Warna dan Maknanya dalam Arsitektur Islam

Dalam arsitektur Islam, warna memiliki simbolisme spiritual yang signifikan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjung berjalan dengan latar kubah hijau yang menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Pengunjung berjalan dengan latar kubah hijau yang menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as Siddiq, dan Umar bin Kattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya arsitektur Islam tercatat memiliki sejarah yang beragam dengan usia lebih dari satu milenium, membentang dari Afrika Barat ke Eropa hingga Asia Timur. Dimulai pada awal abad ke-7 Arabia, bentuk arsitektur ini muncul bersamaan dengan kebangkitan peradaban Islam.

Hal ini dapat dilihat di Masjid Nabawi, masjid pertama yang dibangun pada 622 M di Madinah, Arab Saudi. Selain itu, arsitektur Islam awal dipengaruhi oleh gaya yang sudah ada sebelumnya di sekitar wilayah tersebut, seperti Romawi, Bizantium, dan Persia.

Baca Juga

Saat ini, arsitektur Islam dikenal dengan perhatiannya yang tajam terhadap detail, pengerjaan dan simbolisme spiritual. Mengingat warna juga memainkan peran penting dalam arsitektur, hal ini dimanfaatkan untuk memengaruhi pengalaman emosional ruang dan membangkitkan makna tertentu.

Dalam arsitektur Islam, warna memiliki simbolisme spiritual yang signifikan, yang mencerminkan nilai dan keyakinan iman Islam. Empat warna inti yang biasa dipakai adalah hijau, biru, emas, dan putih. Masing-masing warna digunakan untuk menyampaikan berbagai makna budaya, agama, dan simbolik.