Rabu 09 Aug 2023 08:36 WIB

Cegah Krisis Pangan, Bupati Cirebon Dorong Regenerasi Petani

Regenerasi petani di Kabupaten Cirebon diharapkan bisa berjalan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Petani menanam padi di areal sawah desa Tegal karang, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petani menanam padi di areal sawah desa Tegal karang, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Regenerasi petani di Kabupaten Cirebon diharapkan bisa berjalan. Hal itu utuk menjaga produktivitas pertanian serta mencegah terjadinya krisis pangan.

Hal tersebut disampaikan Bupati Cirebon, Imron, saat mendampingi Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dalam acara Climate Smart Agriculture Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project Farmer’s Field Day CSA Simurp Scaling Up Balai Penyuluhan Pertanian, di Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Selasa (8/8/2023).

Baca Juga

Imron menyebutkan, sebagian besar petani di Kabupaten Cirebon kini mulai meninggalkan pekerjaannya. Hal tersebut terjadi karena sektor pertanian tidak lagi menjanjikan bagi para pelakunya.

"Sebaliknya, pertanian menjadi salah satu sektor yang bertahan dalam kondisi apa pun, termasuk saat pandemi Covid-19,’’ ujar Imron.

Selain itu, Imron juga meminta kepada pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, untuk memperbaiki tata kelola air bagi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon. Menurutnya, saat musim kemarau, sejumlah lahan pertanian milik masyarakat di Kabupaten Cirebon tidak mendapatkan suplai air secara maksimal.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyebutkan produksi gabah kering giling (GKG) di Jawa Barat terus meningkat. Provinsi ini pun tercatat sebagai daerah produksi terbanyak kedua di Indonesia.

Namun begitu, kata Uu, luas lahan pertanian padi di Jawa Barat terus menyusut karena adanya alih fungsi lahan. Hal itu dikarenakan meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman penduduk.

"Ini merupakan bagian dari konsekuensi dari kemajuan suatu daerah. Tahun 2042 diprediksi jumlah penduduk akan bertambah menjadi 62 juta jiwa. Pertambahan ini dikarenakan adanya urbanisasi, bukan kelahiran asli warga Jawa Barat,’’ kata Uu.

Uu mengimbau kepada para petani, agar tidak menjual lahan pertanian meskipun ada kenaikan harga jual tanah. "Jangan menjual, harus meningkatkan produksi padi. Karena kalau tidak, Jawa Barat bakal mengalami krisis pangan. Ini juga menimbulkan efek domino,’’ tukas Uu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement