REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menyelenggarakan Workshop Kader Posyandu, pada Selasa (8/8/2023) di Hotel Aveon Yogyakarta. Kegiatan itu digelar sebagai upaya menguatkan pelayanan kesehatan primer.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama, melaporkan Kementerian Kesehatan RI mulai mengintegrasikan dan merevitalisasi pelayanan kesehatan primer. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan pelayanan kesehatan primer dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif. Dalam hal ini, kader posyandu dinilai sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan dasar kepada masyarakat di tingkat Kalurahan.
"Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan bekal pengetahuan konsep posyandu integrasi dengan 25 ketrampilan kader. Untuk sasaran kegiatan adalah 20 ketua posyandu center of excellent dari 17 perwakilan posyandu di wilayah puskesmas," kata Cahya dalam keterangan tertulisnya.
Cahya menambahkan, saat ini Kabupaten Sleman memiliki 1.535 posyandu dengan persentase posyandu aktif sebanyak 94,01 persen. Angka tersebut menunjukkan hasil yang melebihi target nasional, yaitu sebesar 80 persen.
Untuk memberikan layanan terbaik, Cahya menuturkan posyandu perlu mendapatkan bimbingan dan pendampingan. Untuk itu, pada kegiatan workshop turut disusun kebijakan teknis untuk pengutan kader posyandu.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kustini Sri Purnomo memberikan dukungan terhadap pelaksanaan workshop bagi kader posyandu. Menurut Bupati, langkah tersebut menjadi upaya yang tepat untuk menambah wawasan kader dalam penanganan kesehatan di Kabupaten Sleman. Kader posyandu dikatakan Bupati memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan di Kabupaten Sleman.
"Kami sampaikan terima kasih atas usaha bapak ibu kader dalam mengedukasi masyarakat terkait peningkatan kesehatan di Kabupaten Sleman. Melalui workshop ini, mari kembali kita kuatkan komitmen bersama untuk bersinergi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan primer," ucap Kustini.
Kustini menuturkan bahwa kader posyandu tak sekadar memberikan pemahaman pola hidup sehat bagi masyarakat, namun juga memberikan kontribusi dalam menekan angka stunting di Sleman. Untuk saat ini, angka stunting Kabupaten Sleman dikatakan Kustini telah berada di 6,88 persen.
Meski telah berada jauh di bawah angka nasional, Bupati mengajak kader untuk senantiasa meningkatkan peran pos posyandu untuk lebih maksimal membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sementara itu, dengan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Endang Pamungkas Siwi, menyatakan angka stunting di tingkat Provinsi DIY saat ini sebesar 16,4 persen. Data tersebut menempatkan DIY menjadi 1 dari 5 daerah terbaik dalam penanganan stunting se-Indonesia. Meski begitu, Endang mengajak seluruh masyarakat untuk terus menurunkan angka stunting sesuai dengan target 2024.
"Kita tetap berupaya menurunkan (angka stunting) karena pada tahun 2024 sesuai amanat pemerintah, kita harus mencapai angka 14 persen, itu minimal, syukur bisa lebih turun dari target tersebut," ungkap Endang.