Rabu 09 Aug 2023 10:58 WIB

Buntut Bentrokan Muslim-Hindu, Beredar Surat Larangan Pedagang Muslim Masuk 50 Desa

Surat itu mengatakan Muslim harus menyerahkan dokumen identitas mereka kepada polisi.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga-keluarga muslim di Gurugram, India diusir dan diminta untuk pergi dalam dua hari
Foto: AP
Keluarga-keluarga muslim di Gurugram, India diusir dan diminta untuk pergi dalam dua hari

REPUBLIKA.CO.ID, MAHENDERGARH -- Setelah bentrokan di Nuh, India, pada 31 Juli dan ketegangan di bagian lain Haryana selatan, lebih dari 50 panchayat (pemerintah desa) di tiga distrik Haryana melarang masuknya pedagang Muslim. Ketiga distrik tersebut adalah Rewari, Mahendergarh, dan Jhajjar.

Selama beberapa hari terakhir, ketiga desa itu telah merilis surat dengan kata-kata yang identik. Dilansir di Times of India, Rabu (9/8/2023), surat-surat yang ditandatangani oleh para sarpanch (kepala desa) itu juga mengatakan umat Islam yang tinggal di desa harus menyerahkan dokumen identitas mereka kepada polisi.

Baca Juga

Sebagian besar warga di desa tersebut tidak memiliki penduduk dari komunitas minoritas, kecuali beberapa keluarga yang telah hidup selama tiga sampai empat generasi. "Kami tidak bermaksud menyakiti sentimen agama siapa pun," bunyi surat itu.

Hakim sub-divisi Narnaul Mahendergarh Manoj Kumar mengatakan dia belum menerima salinan fisik dari surat- surat tersebut, tetapi telah melihatnya di media sosial dan meminta kantor blok untuk mengirimkan pemberitahuan acara ke semua panchayat. Dia mengatakan surat tersebut melanggar hukum.

"Padahal kami belum menerima surat seperti itu dari panchayat. Saya mengetahuinya melalui media dan media sosial. Masyarakat minoritas bahkan tidak mencapai dua persen dari populasi di desa-desa ini. Semua orang hidup rukun dan pemberitahuan semacam itu hanya akan mengganggu hal tersebut," ujar dia.

Surat sarpanch Saidpur dikeluarkan karena adanya bentrokan Nuh adalah pemicu terbaru, tetapi desa itu telah mencatat beberapa kasus pencurian Juli lalu.

"Semua insiden mulai terjadi hanya setelah orang luar mulai memasuki desa kami. Tepat setelah bentrokan Nuh, kami mengadakan panchayat pada 1 Agustus dan memutuskan untuk tidak mengizinkan mereka masuk ke desa kami untuk menjaga perdamaian," kata Vikas.

Dia menambahkan mencabut surat...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement