Rabu 09 Aug 2023 12:15 WIB

Langsung ARA, Saham MUTU Menguat 34 Persen Saat Listing di Bursa Efek Indonesia

MUTU menjadi perusahaan ke-60 yang melantai di BEI tahun ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Emiten pengujian, inspeksi dan sertifikasi (TIC) PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini Rabu, (9/8/2023 ).
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Emiten pengujian, inspeksi dan sertifikasi (TIC) PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini Rabu, (9/8/2023 ).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten pengujian, inspeksi, dan sertifikasi (TIC) PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (MUTU) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini Rabu, (9/8/2023 ). MUTU menjadi perusahaan ke-60 yang melantai di BEI tahun ini.

Pada perdagangan perdana, saham MUTU langsung menguat hingga mencapai 34,26 persen ke level 145 dari harga saat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di level 108. Saham MUTU pun menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Baca Juga

Melalui IPO, MUTU melepas sebanyak 942,85 juta lembar saham baru dengan total dana yang diperoleh sebesar Rp 101,82 miliar. Minat investor terhadap saham MUTU sejak awal penawaran umum tinggi sehingga bisa mencapai oversubscribed 252 kali.

Head of Investment Banking Trimegah Sekuritas Brian Ronggur Adobe Sihombing mengatakan, posisi MUTU sebagai pemimpin di industri TIC berbasis ESG menarik perhatian investor baik institusi maupun retail, seiring dengan meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya bisnis berkelanjutan. 

"Sejak awal kami optimistis saham MUTU ini akan menarik untuk dikoleksi oleh investor. Selain pemanfaatan dana yang akan digunakan untuk penguatan modal kerja juga rencana ekspansi yang akan dilakukan Perseroan ke depan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor baik institusi maupun retail," kata Brian, Rabu.

Setelah IPO, MUTU berencana menggunakan sebesar 66 persen atau sekitar Rp 67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure). Dengan dana tersebut, perseroan akan mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi. 

Sementara, 34 persen sisanya atau sebesar Rp 34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp 76,37 miliar akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement