Rabu 09 Aug 2023 13:44 WIB

UGM Buka Peluang Kerja Sama dengan Pati dalam Pengembangan Perikanan dan Mitigasi Bencana

Pati jadi salah satu daerah strategis dalam pengembangan wilayah pesisir utara Jawa.

Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka peluang kerja sama dengan kabupaten Pati, Jawa Tengah, dalam bidang riset pegembangan perikanan,  energi terbarukan, mitigasi bencana dan keberlanjutan program penerjunan mahasiswa KKN-PPM.
Foto: Humas UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka peluang kerja sama dengan kabupaten Pati, Jawa Tengah, dalam bidang riset pegembangan perikanan, energi terbarukan, mitigasi bencana dan keberlanjutan program penerjunan mahasiswa KKN-PPM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka peluang kerja sama dengan kabupaten Pati, Jawa Tengah, dalam bidang riset pegembangan perikanan,  energi terbarukan, mitigasi bencana dan keberlanjutan program penerjunan mahasiswa KKN-PPM. 

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan UGM membuka peluang kerja sama dengan berbagai pemda di seluruh Indonesia dalam membangun kolaborasi dalam berbagai bidang dalam rangka mengaktualisasi dan mengimplementasi hasil riset dan pengetahuan dari kampus untuk bisa diaplikasikan di tengah masyarakat. 

"Upaya UGM membuat kolaborasi dengan pemda, tidak hanya dari perspektif teori namun banyak laboratorium pengetahuan yang disinergikan dengan kegiatan KKN dan kolaborasi riset," kata Ari dalam pertemuan antara anggota Komisi V Senat Akademik UGM dengan Kepala Bappeda Pati Muhtar, di kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).

Kabupaten Pati menurut Arie Sujito menjadi salah satu daerah strategis dalam pengembangan wilayah pesisir utara Jawa. Banyak potensi yang bisa dikembangkan yang bisa dikerjasamakan antara kedua belah pihak. "Tantangan kita kedepan soal krisis energi dan pangan serta isu lokalitas sehingga diperlukan kerja sama yang kuat antara kampus dan pemda untuk menggali potensi yang bisa dikolaborasikan dan kita tidak ingin kehilangan momentum apalagi UGM memiliki banyak pusat studi," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (9/8/2023).

Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Pati, Muhtar mengatakan pemerintah Kabupaten Pati menyambut baik uuran kerja sama yang ingin dilakukan oleh UGM. Bahkan pihaknya juga menyampaikan apresiasi atas atensi yang diberikan oleh UGM yang sudah memilih Pati sebagai lokasi kegiatan KKN.  Ia menyampaikan bahwa kegiatan KKN di PAti ditempatkan di dua kecamatan yakni Kecamatan Juwana dan Tambakromo. 

"Keduanya memiliki karakteristik berbeda, Juwanana sebagai sentra perkembangan perikanan dan kuningan sedangkan Tambakromo untuk sektor pertanian dengan segenap dinamika permasalahannya," ujarnya.

Ia menyebutkan di kecamatan Tambakromo sering terkena bencana banjir karena ada luapan sungai dan banjir bandang, Oleh karena itu, ia berharap agar UGM bisa memberikan solusi atas persoalan tersebut. “Kehadiran teman mahasiswa KKN dari UGM bisa mengatasi masalah di Pati dan bisa mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang ada di Pati," jelasnya.

Soal angka kemiskinan dan stunting, Muhtar menyebutkan persentase jumlah penduduk miskin di Pati berada di angka 9,33 persen merupakan angka kemiskinan terendah kesembilan dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sementara untuk jumlah kemiskinan ekstrim sekitar 0,86 persen. Sedangkan persentase stunting mencapai 5,46 persen dari total balita.

"Kehadiran mahasiswa KKN atas bimbingan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) bisa berkolaborasi dengan kebijakan dari Kabupaten Pati dalam penanganan kemiskinan ekstrim dan penanganan stunting yang sudah menjadi perhatian pemerintah.

Sedangkan Anggota Komisi V Senat Akademik UGM Prof Mukhtasar Syamsuddin, menuturkan tema program kerja KKN-PPM UGM sekarang ini umumnya berkolaborasi dengan pemda yang menyesuaikan dengan kebutuhan daerah.”Dengan orientasi pada kebutuhan daerah, kita bisa memanfaatkan dan mewujudkan capaian program pembangunan strategis daerah  sehingga kerja sama ini memberikan manfaat bagi kedua belah pihak," ujarnya.

Dalam KKN, kata Mukhtasar, pelaksanaan program kerja menekankan pada pendekatan interdisiplin dan multidisplin sebab tidak bisa satu persoalan di masyarakat diselesaikan dengan pendekatan satu disiplin ilmu. “Sekarang ini semua persoalan tidak bisa diselesaikan dengan satu disiplin ilmu sehingga perlu kolaborasi dan sinergi yang efektif yang dilakukan mahasiswa saat di lapangan meski waktunya sangat terbatas," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement