Rabu 09 Aug 2023 14:41 WIB

Israel Ancam Kembalikan Lebanon ke Zaman Batu

Hizbullah diketahui kerap meladeni serangan-serangan Israel ke Lebanon.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Ketegangan meningkat antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon.
Foto: AP
Ketegangan meningkat antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Yoav Gallant memperingatkan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah agar tak melakukan kesalahan. Gallant mengancam akan mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu jika terjadi eskalasi atau konflik.

"Saya membuat kesalahan di masa lalu dan membayar harga yang sangat mahal. Jika eskalasi atau konflik berkembang di sini, kami akan membawa Lebanon kembali ke Zaman Batu," kata Gallant saat mengunjungi wilayah perbatasan Israel-Lebanon, Selasa (8/8/2023), dikutip Middle East Monitor.

Baca Juga

Dia menekankan, jika terjadi konfrontasi, Israel tak akan ragu mengerahkan semua kekuatannya jika diperlukan. "Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami siap untuk melindungi warga negara kami, tentara kami, dan kedaulatan kami,” ujar Gallant.

Tak ada respons dari Hizbullah atas ancaman Gallant tersebut. Pada 6 Juli 2023 lalu militer Israel meluncurkan serangan artileri ke Lebanon. Tel Aviv menyebut, serangan itu merupakan tanggapan atas penembakan roket dari wilayah Lebanon. 

Militer Israel mengungkapkan, mereka mengikuti laporan tentang adanya ledakan di dekat desa Ghajar di wilayah perbatasan Israel-Lebanon. Menurut penilaian awal Israel, ledakan itu disebabkan oleh ledakan ranjau darat tua.

Sementara itu, lembaga penyiar publik Israel KAN mengatakan sebuah mortir ditembakkan dari daerah Kfarchouba di Lebanon ke arah Israel. Mortir jatuh di sisi wilayah perbatasan Israel. Hal itu pun dikonfirmasi militer Israel.

"Peluncuran dilakukan dari wilayah Lebanon yang meledak berdekatan dengan perbatasan di wilayah Israel," kata militer Israel dalam pernyataannya, dikutip Anadolu Agency.

 

Militer Israel kemudian merespons serangan itu dengan meluncurkan 15 artileri ke Lebanon. Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa tentara Israel menembakkan setidaknya 22 peluru artileri ke arah kota Kfarchouba. Serangan itu memicu kebakaran yang akhirnya dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran Lebanon.

Ketika itu tak ada komentar dari kelompok Hizbullah Lebanon terkait serangan artileri Israel. Hizbullah diketahui kerap meladeni serangan-serangan Israel ke Lebanon. 

Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.

Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement