REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil dari sebuah survei teranyar dari Zety mungkin akan membuat sebagian orang terkejut. Pasalnya, studi itu menunjukkan bahwa kini cukup banyak orang yang lebih memilih fokus pada karier ketimbang harus menjalin hubungan percintaan. Penelitian digagas oleh Zety, situs web yang memberikan saran karier dan membantu membuat resume untuk lamaran pekerjaan secara daring.
Dilansir laman Huffington Post, Kamis (10/8/2023), studi Zety dilakukan terhadap 1.075 orang di Inggris. Sebanyak 75 persen dari peserta yang disurvei mengaku memilih karier daripada hubungan romantis atau bahkan pernikahan. Hal itu dianggap masuk akal, mengingat nominal tagihan serta biaya hidup yang terus meningkat.
Penelitian yang sama menemukan hanya 23 persen orang yang benar-benar terlibat dalam pekerjaan yang digeluti dan hanya 38 persen responden yang merasa bangga dengan prestasi profesional mereka.
Penulis Elle Merilatt adalah salah satu responden yang mengutamakan kariernya di atas cinta. "Saya tidak mau karier terganggu atas nama cinta. Faktanya, saya pikir seseorang harus selalu mengutamakan karier. Saya melakukannya, dan saya benar-benar tidak menyesalinya," ungkap Merilatt.
Merilatt tidak menutup diri untuk jatuh cinta atau menjalin hubungan, namun dia berprinsip berbagai hal terkait cinta tidak boleh mengalihkan perhatian dari tujuan kariernya. Sukses dalam karier membantu Merilatt merasa lebih percaya diri dan membuatnya mandiri secara finansial. Dia mengungkapkan alasan di balik kecenderungan memilih karier dibanding romansa. "Ketika Anda putus, hubungan itu berakhir, tetapi hidup Anda tidak. Pada akhirnya, Anda masih harus pergi bekerja, membayar tagihan, dan terlalu banyak hal lain untuk disebutkan," ucapnya.
Namun, tidak semua orang berpendapat serupa. Ada juga responden yang menganggap hubungan percintaan yang mengarah pada pernikahan sangat penting. Menurut responden dengan pandangan seperti ini, karier tak berguna dan tanpa makna jika tak ada pasangan yang jadi tempat berbagi.
Konsultan kehidupan Michelle Ellman punya pengalaman menarik. Selama hampir satu dekade, dia memprioritaskan kemandirian dan mengembangkan kariernya seperti Merilatt. Namun, sekarang dia menempatkan hubungan cinta di atas pekerjaan. "Apakah benar-benar sebuah kelemahan jika saya lebih menghargai hubungan daripada pekerjaan? Ini bukan tentang memosisikan pria di atas karier, ini tentang bagaimana saya menyadari bahwa karier saya tidak sepadan jika saya pulang ke rumah yang kosong," kata Ellman.
Terapis kecemasan Danielle Wayne punya pendapatnya sendiri terkait relasi dua hal tersebut. Secara personal, Wayne merasa orang yang selalu mendahulukan pekerjaan dibanding kekasihnya adalah resep bencana bagi suatu hubungan. Itu berpotensi membuat seseorang kurang menghargai eksistensi pasangan. "Jika seseorang memprioritaskan karier daripada hubungan, Anda mungkin tidak akan memiliki hubungan yang langgeng. Lebih baik bersikap seperti bagaimana Anda ingin diperlakukan," ujar Wayne.