REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada yang meragukan jika legenda MotoGP Valentino Rossi yang pensiun dari balapan motor bergengsi sedunia pada 2021 itu adalah sosok unik. Banyak cerita menarik di balik sepak terjang Rossi saat membalap. Misalnya di ajang MotoGP San Marino, Misano, Misano, 6 September 2009.
Pembalap tim Yamaha ini punya jimat keberuntungan baru berupa wajah keledai yang menghiasi helmnya. Pembalap asal Italia ini tampil memukau sekaligus menjadi raja di Misano setelah sebelumnya terjatuh di Grand Prix (GP) Indianapolis, Amerika Serikat (AS). Guna membuang memori kelam di Indianapolis itu, Rossi punya cara jitu. Sikap 'bodoh' di GP AS lalu digambarkan Rossi dengan tampilan anyar helmnya di Sirkuit Misano.
Gambar wajah keledai menghiasi helm Rossi sebagai pengingat betapa bodohnya ia saat beraksi di Indianapolis bersama rekan setimnya, Jorge Lorenzo. Akibat kesalahannya, Rossi justru tersiksa. Padahal podium sebenarnya bisa diraihnya.
"Saya sangat bahagia. Kemenangan ini lebih penting dibanding biasanya karena ini datang setelah sebuah kesalahan buruk di Indianapolis tujuh hari lalu," ujar Rossi kala itu. "Dan secara spesial karena saya dan tim telah melakukan kerja yang bagus dari Jumat lalu. Ini menjadi sebuah pekan yang indah dengan selalu menjadi yang tercepat sejak sesi latihan.''
Di balapan San Marino, Rossi memang sempat membuat start yang buruk. Ia harus rela di belakang Dani Pedrosa, Toni Elias, dan Lorenzo. Namun 'Si Keledai' mampu bangkit dan akhirnya tak terbendung untuk meraih podium pertama.
"Pertarungan hebat dengan Jorge, Toni, dan Dani. Ketika saya mampu berada di depan saya selalu mengontrol jarak dan saya sempat melihat sebuah momen saat Lorenzo menyalip Pedrosa," jelasnya.
Urusan selebrasi, Rossi memang jagonya. Sesaat setelah menobatkan diri sebagai juara dunia MotoGP, Rossi pun meminta bantuan 'pengacara' untuk mengesahkan titelnya. Rossi merengkuh titel juara dunia MotoGP keenamnya di MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Minggu, 28 September 2008. Titel ini sekaligus menjadi gelar juara dunia ke-8-nya, di mana satu titel direbut di kelas 125 cc dan satunya lagi di kelas 250 cc.
Beberapa saat setelah menyentuh garis finis di posisi terdepan, Rossi lantas menepikan motornya. Di sisi trek, sudah menunggu seorang 'pengacara' bernama Ottavio Ottaviani (Otto dalam bahasa Italia berarti delapan) lengkap dengan meja kerjanya.
Rossi lalu menyodorkan sejumlah 'dokumen' dan helmnya kepada sang 'pengacara'. 'Pengacara' itu lantas membubuhkan sebuah cap di helm pembalap 29 tahun itu sebagai tanda pengesahan atas titel juara dunia kedelapannya. Di cap tersebut, ada figur angka delapan dalam ukuran yang cukup besar.
Belakangan di garasi Yamaha, helm tersebut turut ditandatangani oleh segenap kru tim berlambang garputala itu untuk kemudian akan disimpan di museum pribadi Rossi di kota Tavullia.