Kamis 10 Aug 2023 08:06 WIB

Pengembangan Pariwisata Buktikan Pentingnya Kolaborasi Jaga Stabilitas Ekonomi

Banyak peluang yang tercipta dari kolaborasi dengan model pentahelix.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung berwisata di Candi Prambanan, Sleman, D I Yogyakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pengunjung berwisata di Candi Prambanan, Sleman, D I Yogyakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan, pentahelix sebagai konsep yang mengolaborasikan berbagai pemangku kepentingan dapat menjadi salah satu solusi. Dengan melibatkan lima aktor yaitu pemerintah, akademisi, aktivis, industri, dan masyarakat, pentahelix cocok untuk diterapkan di berbagai sektor, termasuk pariwisata.

Dalam acara International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI) pada Rabu (9/8/23), Wakil Komisaris Utama BRI, Prof Rofikoh Rokhim menyampaikan, jika Indonesia telah berfokus untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif dan pariwisata.

“Sejak pandemi Covid-19, pemerintah ingin agar sektor pariwisata menjadi semakin berkembang. Ini tentu saja memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, di mana pengembangan pariwisata akan selaras dengan pertumbuhan ekonomi kreatif yang sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional,” ujar Rofikoh.

Rofikoh yang menjadi salah satu pembicara dalam acara konferensi internasional tahunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini pun menjelaskan selama 2022, telah banyak peluang yang tercipta dari kolaborasi dengan model pentahelix.

"Pariwisata akan sangat memengaruhi pendapatan nasional, yang telah menyumbang 3,6 persen dari total PDB Indonesia. Di samping berhasil mendatangkan turis asing sebanyak 4,58 juta, selama 2022 telah tercipta tiga juta lapangan kerja baru. Sektor pariwisata sendiri telah menjadi lapangan kerja bagi 22,89 juta masyarakat,” imbuhnya.

Guru Besar bidang Keuangan di Universitas Indonesia (UI) ini juga optimistis dengan memaksimalkan kolaborasi dari seluruh aktor yang terlibat, semakin memperbesar kesempatan untuk memanfaatkan momentum yang akan menjadi peluang tidak hanya di sektor pariwisata.

“Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas juga akan mempengaruhi kesuksesan dalam membangun ketahanan di masyarakat,” tegas Rofikoh.

Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto, menyambut dengan baik seluruh tamu dan peserta yang menghadiri ICOSI. Diselenggarakan selama dua hari hingga Kamis, 10 Agustus 2023, Gunawan ingin konferensi ini menjadi momentum untuk berkumpulnya para akademisi, pelaku industri, dan pemerintah untuk menghasilkan dampak di masyarakat melalui penelitian dan kolaborasi.

“Dalam konferensi internasional ini, terdapat lebih dari 800 pemakalah yang telah mengumpulkan 1,100 abstrak dan 900 tulisan ilmiah. Ini menjadi bukti nyata kami dalam memajukan pengetahuan dan membentuk dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Selain Rofiqoh, hadir sebagai pembicara kunci adalah Shariq Siddiqui, Direktur Inisiatif Philanthropy Muslim, Lily Family School of Philanthropy, Indiana University, Amerika Serikat. Gunawan juga mendorong seluruh peserta untuk merangkul kolaborasi dan pertukaran pengetahuan lintas disiplin.

“Kolaborasi memungkinkan kita sebagai akademisi untuk menerjemahkan hasil penelitian menjadi penerapan secara praktikal yang dapat menguntungkan masyarakat. Konferensi seperti ICOSI dapat menumbuhkan lingkungan di mana pengetahuan dapat disebarluaskan dan dituangkan ke dalam aksi nyata,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement