REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) serta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul dan instansi terkait akan melakukan sosialisasi pemilihan umum 2024 melalui pelaksanaan Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) secara serentak pada September mendatang.
Pelaksanaan Pemilos serentak ini dimaksudkan sebagai ajang sosialisasi bagi para pemilih pemula, dan generasi Z secara keseluruhan di Bantul.
Kabid Poldagri dan Ormas Kesbangpol Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo menjelaskan sosialisasi pemilu melalui Pemilos ini diadakan dari tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan guru pendamping.
"Mereka kita berikan sosialisasi melalui Pemilos, jadi Pemilos dilaksanakan sama dengan pemilu yang akan datang. Tapi kita akan pakai sistem digital pakai aplikasi e-Pos," ujar Bimo saat ditemui di kantor Kesbangpol Bantul.
Pemilos berusaha diadakan hampir mirip dengan pemilu yang sebenarnya. Perbedaannya, cara memilihnya tidak mencoblos, namun menggunakan perangkat laptop.
Meski untuk meminimalisir penggunaan anggaran, namun Pemilos serentak akan dilaksanakan secara kloter. Hal ini dikarenakan kesiapan server dan sistem IT dari Diskominfo.
"Karena ini tergantung kesiapan server dari Diskominfo, nanti akan kami adakan per kloter, mungkin tiga kloter," ungkap Bimo.
Rencananya, Pemilos akan diadakan pada September 2023, mendatang. Namun sebelumnya, akan diadakan Training of Trainers (ToT) mengenai pelaksanaan pemilu yang terdiri dari perwakilan siswa dan guru pendamping dari tiap sekolah.
Harapannya setelah ToT, pelaksanaan Pemilos dan sosialisasi mengenai Pemilu 2024 akan berjalan lebih efektif untuk para pemilih pemula. Pemilos serentak telah dilaksanakan pada tahun lalu.
Pada tahun ini, para pengajar dan siswa memberikan usulan mengenai pelaksanaan Pemilos, di antaranya pengukuhan yang dilaksanakan pada momen Sumpah Pemuda yakni 28 Oktober, dan pelantikan oleh bupati Bantul pada Hari Pahlawan 10 November.
"Masukan dari para pendidik, kalau bisa server diubah jangan sampai nanti ketahuan misalnya siswa ini dukung kandidat ini, lebih rahasia. Semua masukan kami tampung dulu," ujar Bimo.
Harapannya dengan sosialisasi melalui Pemilos, para pemilih pemula bisa ikut berpartisipasi dan menghindari politik uang. Tidak hanya itu, partisipasi pemilu 2024 bisa mencapai 80,3 persen, sama seperti pemilu sebelumnya.
"Pada 2024 minimal 80,3 persen, kalau bisa lebih. Dan jangan sampai pemilih pemula terkontaminasi politik uang," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul, Didik Joko Nugroho mengatakan, ada sebanyak 3.224 pemilih potensial non KTP Elektronik yang berpotensi akan menjadi pemilih aktif pada Pemilu 2024 nanti.
"Sejumlah 3.224 pemilih tersebut adalah warga yang belum atau akan berusia 17 tahun. Syarat sebagai pemilih di Pemilu 2024 nantinya harus berusia 17 tahun atau sudah menikah," ujar dia.
Tercatat, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 742.074 pemilih yang terdiri dari 363.281 laki-laki dan 378.793 perempuan. Didik menjelaskan, KPU Bantul telah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bantul untuk mendata pemilih pemula baik di tingkat SMA hingga mahasiswa yang telah berusia 17 tahun.
Ia mengimbau para siswa atau remaja yang telah menginjak usia 17 tahun segera melakukan perekaman identitas di Disdukcapil. Dengan demikian, para pemilih pemula ini dapat proaktif dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.