Kamis 10 Aug 2023 13:29 WIB

Usia Gibran Dinilai Belum Cukup Jadi Cawapres, Prabowo: Yang Penting Jiwanya

Usia pemimpin menjadi tak penting jika ia adalah sosok yang punya kepemimpinan besar.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Menhan Prabowo nampak didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di acara Harvetnas di UNS Solo, Kamis (10/8/2023).
Foto: Republika/Alfian Choir republika
Menhan Prabowo nampak didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di acara Harvetnas di UNS Solo, Kamis (10/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto buka suara terkait wacana Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjadi cawapres yang diusulkan oleh Relawan Bolone Mase. Menurut ketua umum Partai Gerindra tersebut, yang terpenting bukan usia Gibran.

"Itu Slamet Riyadi waktu memimpin perjuangan umur 22 tahun, bisa berhadapan di depan. Itu bukan usia, jiwanya yang penting," kata Prabowo, Kamis (10/8/2023). 

Baca Juga

Ditanya soal gugatan batas usia calon wakil presiden  yang sekarang tengah bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK) Prabowo mengatakan untuk menanyakan kepada pihak terkait saja. Ia enggan banyak komentar menanggapi pertanyaan tersebut. "Gugatan ya tanya aja sana. Tanya aja, terima kasih," katanya. 

Sementara itu, Prabowo juga sempat bercerita bagaimana kiprah Brigadir Jenderal (Anumerta) TNI Ignatius Slamet Riyadi ketika sambutan di depan para veteran yang menghadiri acara Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di UNS tersebut. "Ada hal menarik, Kota Solo sangat ofensif dan peristiwa tadi, Panglima Belanda datang berunding dengan komandan brigadir dari Indonesia," katanya. 

"Perwira yang pangkat tertinggi di sekitar Solo Raya ini komandan brigadir. Kaget mereka, kok lho komandan brigadir anak kecil, umur 22 tahun. Komandan Brigade 22 tahun saudara-saudara, coba ini kita ingat, artinya apa?" katanya menambahkan. 

Prabowo menjelaskan, dari kisah Brigadir Jendral Slamet Riyadi yang luar biasa sebagai pemimpin muda tersebut bisa diambil kesimpulan, di mana usia pemimpin menjadi tak penting sebagai pembanding apabila sosoknya mempunyai tanggung jawab dan kepemimpinan yang besar. 

"Artinya, bapak-bapak kita waktu itu sangat muda, tetapi punya rasa tanggung jawab yang besar, punya kepemimpinan yang besar. Bahkan, Sumpah Pemuda kita Oktober 1928 yang merupakan salah satu tonggak awal dari perjuangan kemerdekaan kita juga dideklarasikan, disusun oleh anak-anak muda umurnya 20 tahun semua," ujarnya.

"Ini sejarah kita. Ini saya kira pelajaran bagi kita semua, jenderal kolonel Belanda datang berunding. Dia kira siapa ini panglimanya musuh, panglimanya republikan yang kita perangi selama sekian tahun saya ingin ketemu, tiba-tiba anak muda 22 tahun yang muncul, luar biasa," katanya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement