Kamis 10 Aug 2023 13:38 WIB

Semarang Fashion Trend 2023 Dorong Semarang Jadi Kota Mode

Kegiatan itu juga salah satu upaya pengembangan industri fesyen Tanah Air.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang peragawati membawakan busana Georgeus of Kudus pada peragaan busana di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Seorang peragawati membawakan busana Georgeus of Kudus pada peragaan busana di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan meyakini kegiatan 'Semarang Fashion Trend (SFT) 2023' mampu mendorong kota Semarang sebagai salah satu 'kota mode'. Serta menjadi acuan tren di Indonesia yang mengutamakan konten lokal.

SFT hasil kolaborasi Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang dengan Indonesian fashion Chamber (IFC) ini juga diharapkan dapat mengangkat wastra dari Jawa Tengah untuk mampu berkompetisi di pasar Internasional.

"SFT 2023 ini, merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan transformasi pembangunan ketenagakerjaan dengan cara-cara inovatif, kreatif, " ujar Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dalam sambutannya saat membuka SFT 2023 di Kota Semarang.

Anwar Sanusi berpendapat SFT 2023 merupakan salah satu upaya pengembangan industri fesyen Tanah Air. Hingga saat ini, kolaborasi antara industri fashion dengan BBPVP Semarang sebagai pusat pelatihan SDM bidang industri fashion telah melahirkan talenta-talenta muda fashion yang kreatif dan inovatif.

"BBPVP Semarang berperan aktif mewujudkan sembilan lompatan Kemnaker yang menjembatani link and match dengan dunia kerja serta mengembangkan ekosistem digital SIAPKerja," katanya.

Ditambahkan Anwar Sanusi, tantangan pada 2023, yakni ancaman resesi global berupa PHK massal di sektor padat karya seperti industri yang berorientasi ekspor, salah satu yang terdampak adalah sektor industri fesyen.

"Karena itu perlu ada solusi dengan cara menciptakan wirausaha mandiri pada lini busana siap pakai (ready to wear) sesuai tren global kepada pelaku industri mode dan UKM di Indonesia dan kota Semarang pada khususnya, " ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan, pengembangan kompetensi SDM bidang fashion perlu dilakukan guna mengoptimalkan potensi bonus demografi Indonesia. Karena, dalam beberapa tahun ke depan penduduk Indonesia akan didominasi oleh angkatan kerja usia produktif.

Sebagai bentuk keseriusan dalam menggarap SDM bidang fashion, pihaknya juga mengikutsertakan karya-karya BBPVP Semarang dalam berbagai ajang fashion, termasuk di ajang MUFFEST+ 2023.

Ia berharap, dengan keikutsertaan ini BBPVP Semarang dapat menjadi pionir vokasi fashion di Indonesia, yang mampu menghasilkan desainer muda, serta tenaga kerja yang kompeten di bidang fashion.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement