REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberi penghargaan kepada tujuh Penyuluh Agama Islam (PAI) terbaik tingkat nasional. Penghargaan diserahkan langsung pada perhelatan PAI Award 2023 Tingkat Nasional di Jakarta, Rabu malam (9/8/2023).
Ketujuh PAI itu dipilih berdasarkan kategori Peningkatan Literasi Al-Qur’an, Pendampingan Kelompok Rentan, Kesehatan Masyarakat, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Penegakan Hukum, Pelestarian Lingkungan, dan Metode Penyuluhan Baru.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Gusmen itu mengungkapkan, tujuh kategori penghargaan tersebut menggambarkan para PAI tidak hanya bekerja di satu sektor. “(Para penyuluh juga bekerja) mulai dari Literasi Al-Qur’an sampai dengan Lingkungan Hidup,” ungkapnya.
Menurutnya, bekerja sebagai penyuluh merupakan sebuah pertaruhan. Kinerja penyuluh yang tidak optimal dapat berdampak negatif bagi masa depan bangsa.
“Jika Kementerian Pertahanan memiliki alutsista, tank, dan rudal sebagai alat pertahanan, maka para penyuluh agama adalah alat pertahanan yang bersifat soft,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kementerian Agama tidak dibekali alutsista, tapi dibekali para penyuluh agama. “Penyuluh adalah soft power yang menentukan arah bangsa ini ke depan. Jika penyuluh menyampaikan ajaran agama dengan benar, maka masyarakat tidak akan bisa diadu domba,” imbuhnya.
Terkait itu, Gusmen berharap, para penyuluh agama terus menjaga keberagaman dengan bersikap moderat. “Kalau kita melihat sejarah Khulafaurrasyidin, semuanya memiliki karakter dan pemahaman yang berbeda terhadap penerjemahan atas apa yang diajarkan Nabi. Fakta keragaman ini menjadi bukti bahwa perbedaan adalah hal yang biasa di dalam Islam,” tandas Gusmen.
Peraih Penghargaan
Kategori Peningkatan Literasi Al-Qur’an dimenangkan Ermi Daini dari Provinsi Aceh, dengan total 77 poin. Kemudian, kategori Pendampingan Kelompok Rentan berhasil dimenangkan oleh Munawar asal Provinsi Aceh dengan 85 poin.
Achmad Daviq Zain asal Jawa Timur meraih penghargaan pada kategori Kesehatan Masyarakat dengan total 80 poin. Kemudian, dengan poin 84, Muhammad Rosyid asal Jawa Tengah meraih penghargaan pada kategori Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Kategori Penegakan Hukum dimenangkan Ahmad Nawawi Abdurrauf asal Kalimantan Selatan dengan total poin 76. Sementara itu, penyuluh asal Jawa Timur, Shohibul Izar meraih penghargaan dalam kategori Pelestarian Lingkungan Hidup dengan 85 poin.
Selanjutnya, kategori Metode Penyuluhan Baru dimenangkan oleh Nur Kholifah asal Jawa Timur dengan total poin 85.