REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kementerian Kebudayaan Lebanon meminta pihak berwenang untuk melarang film Barbie karena dinilai mempromosikan LGBT. Ini karena retorika anti-LGBTQ meningkat di salah satu negara Arab.
"Diputuskan... untuk mengirim permintaan ke Badan Keamanan Umum Lebanon untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melarang pemutaran film ini di Lebanon," kata juru kunci Menteri Kebudayaan Mohammed Mortada dalam sebuah pernyataan, dilansir Nahar Net, Kamis (10/8/2023).
"Film itu mempromosikan homoseksualitas dan transeksualitas, mendukung penolakan perwalian ayah, meremehkan dan mencemooh peran ibu, dan mempertanyakan perlunya menikah dan berkeluarga," kata dia.
Film Barbie, yang pendapatannya melebihi 1 miliar dolar AS akan diputar di bioskop-bioskop Lebanon mulai 31 Agustus. Meskipun secara luas diantisipasi oleh komunitas LGBTQ di seluruh dunia, film tersebut tidak memuat referensi terbuka tentang hubungan sesama jenis.
Langkah Lebanon dilakukan di tengah meningkatnya kampanye anti-LGBTQ, yang dipelopori oleh Hizbullah yang didukung Iran yang kuat di Lebanon. Juga ketika para aktivis LGBTQ telah mendorong untuk mendekriminalisasi hubungan sesama jenis.
Kepala Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah menyerukan boikot produk pelangi atau LGBTQ. Bulan lalu dia mengatakan kaum gay jika mereka melakukannya sekali saja maka harus dibunuh.
Polisi Lebanon kini rutin menggerebek bar gay dan ruang ramah LGBTQ lainnya. Hukum Lebanon saat ini mengizinkan pengadilan untuk menghukum hubungan seksual yang tidak wajar hingga satu tahun penjara.
Komunitas LGBTQ di negara Lebanon, pada tahun 2018, disebut tidak melanggar hukum berdasarkan putusan pengadilan. Tetapi, sejak itu terjadi lebih banyak kemunduran daripada kemenangan.
Tahun lalu, tindakan keras pertemuan Pride kelompok LGBTQ dibatalkan setelah Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan pasukan keamanan untuk menekan acara-acara yang mempromosikan penyimpangan seksual.
Kementerian berargumen bahwa acara LGBTQ melanggar kebiasaan, tradisi, dan prinsip agama di Lebanon, di mana kekuatan politik terbagi antara Muslim Syiah dan Sunni, Kristen, Druze, dan kelompok lainnya.
Film Barbie telah dilarang di Vietnam karena sebuah adegan dengan peta dunia fiktif yang dikritik karena diduga menunjukkan klaim China di Laut China Selatan yang disengketakan. Filipina mengizinkan film itu ditayangkan tetapi meminta agar petanya diburamkan. Selain itu, perilisan film itu ditunda di provinsi Punjab Pakistan karena konten yang tidak pantas.