Kamis 10 Aug 2023 18:33 WIB

Konflik Perebutan Kekuasaan di Era Dinasti Abbasiyah

Abbasiyah merupakan dinasti yang banyak mendukung tradisi keilmuan Islam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Situs DInasti Abbasiyah (ilustrasi)
Foto: republika
Situs DInasti Abbasiyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik di era Dinasti Abbasiyah memasuki jalan yang sulit pada masa Kekhalifahan Al-Ma'mun. Saat itu orang-orang Baghdad menunjukkan permusuhan kepada Al Ma'mun.

Dalam kondisi itu, terjadi sesuatu yang disembunyikan, yakni kematian mendadak Ali bin Musa, yang merupakan pewaris tahta Khalifah Al Ma'mun yang dipilih di masa Dinasti Abbasiyah. Namun seperti apa penjelasannya?

Baca Juga

Ali bin Musa juga disebut dengan Imam Ali bin Musa Ar-Ridha. Dia adalah putra Musa al-Kazim. Dalam kitab Tahdzib Al Tahdzib karya Imam Ibnu Hajar, ketika menulis sejarah Imam Ali bin Musa Ar Ridha disebutkan:

علماء ومشايخ قبر الإمام علي بن موسى الرضا زاره جماعة من . السنة وعلى رأسهم الحفظ الكبير إمام أهل الحديث في وقته محمد بن إسحاق بن خزيمة ، قال الحاكم في تاريخ نيسابور

"Makam Imam Ali bin Musa Ar Ridha telah diziarahi oleh banyak ulama dan para syekh as-Sunnah, di antaranya adalah Imam besar Ahli Hadits Muhammad bin Ishak bin Khuzaimah."

Kembali ke soal kematian mendadak Ali bin Musa, Ibnu Katsir menjelaskan hal tersebut dalam kitab Al Bidayah wa Al Nihayah. Diceritakan, Al-Ma'mun tiba di Irak dan melewati daerah Tus. Di sana dia tinggal di makam ayahnya selama beberapa hari di bulan Safar.

Ketika di akhir bulan, Ali bin Musa al-Ridha makan buah anggur, lalu meninggal mendadak. Kemudian Al-Ma'mun mendoakannya dan menguburkannya di samping ayahnya, Harun Al Rasyid.

Al Ma'mun kemudian menulis kepada Bani Al-Abbas dan menyampaikan kepada mereka, "Kalian hanya membenciku karena asumsiku tentang perjanjian setelah saya dengan Ali bin Musa Al-Ridha, dan di sini dia sudah wafat, jadi kembali dengarlah dan patuhlah."

Mengetahui hal tersebut, Bani Al Abbas segera menanggapinya dengan jawaban paling keras yang pernah ditulis kepada siapapun. Disebutkan, Al Hasan bin Sahl yang saat itu menjabat sebagai gubernur Irak untuk Khalifah Al Ma'mun Ar-Rasyid, dikalahkan. Dia dirantai dengan besi dan dikurung di sebuah rumah.

Kemudian, para pemimpin di Baghdad Irak, yang melakukan perlawanan terhadap rezim Al Ma'mun, mengirim pesan kepada Al Ma'mun tentang apa yang telah mereka lakukan terhadap Al Hasan bin Sahl.

Konflik yang terjadi di Baghdad saat itu, adalah konflik antara Al Ma'mun beserta pendukungnya, dengan pamannya sendiri yakni Ibrahim Al Mubarak beserta pendukungnya, yang saat itu Ibrahim Al Mubarak diumumkan sebagai khalifah tandingan di Baghdad.

Itu karena penduduk Baghdad tidak setuju Al Ma'mun mewariskan tahtanya kepada Ali bin Musa Ar Ridha. Sehingga kemudian terjadilah konflik tersebut. Meski sebetulnya konflik kekuasaan itu sudah mulai tumbuh sejak wafatnya Harun Ar Rasyid, yakni di antara putra-putra Harun Ar Rasyid. Khususnya antara Al Ma'mun dan Al Amin.

Diperparah lagi dengan tahta yang diwariskan oleh Al Ma'mun kepada Ali bin Musa Ar Ridha. Saat itu, Hasutan, perselisihan, dan kemaksiatan muncul di Baghdad, dan situasinya memburuk. Orang-orang berselisih di antara mereka sendiri, soal Ibrahim Al Mubarak dan Al Ma'mun. Pada akhirnya, Al Ma'mun memenangi konflik tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement