Kamis 10 Aug 2023 19:44 WIB

Dzikir Pemberat Timbangan

Muslim disunnahkan untuk membaca dzikir pagi-petang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Berdzikir. Ilustrasi
Foto: Thoudy Badai/Republika
Berdzikir. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim disunnahkan untuk membaca dzikir pagi-petang setiap harinya. Di antara bacaan yang diucapkan saat dzikir pagi yakni salah satunya sebagai pemberat timbangan. 

Berikut bacaan dzikir pemberat timbangan: 

Baca Juga

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi

"Mahasuci Allah, aku memiuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.”(Dibaca tiga kali)

HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim XVII/44. Dari Juwairiyah binti al Harits radhiyallahu 'anhuma

Ibnul Qayyim berkata, “Rasulullah ﷺ senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, nafasnya, perkataannya, dan segala perilakunya adalah dzikir kepada-Nya.”

Beliau berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di saat berdiri, duduk, maupun berbaring. Beliau tidak pernah bergerak melainkan berdzikir kepada-Nya dan beliau juga tidak pernah diam melainkan berdzikir kepada-Nya. Jika berkhutbah, beliau menyebut nama-Nya dan jika berbicara, beliau juga selalu menyebut-Nya,

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ...

 "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu..." (QS Al-Araf ayat 205)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement