REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA – Muslim disunnahkan untuk membaca dzikir pagi-petang setiap harinya. Di antara bacaan yang diucapkan saat dzikir pagi yakni salah satunya sebagai pemberat timbangan. Berikut bacaan dzikir pemberat timbangan:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَللِمَاتِهِ
Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi
"Maha Suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Maha Suci Allah sesuai keridhaan-Nya, Maha Suci seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan Maha Suci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya” (dibaca tiga kali) (HR Muslim no 2726, Syarah Muslim XVII/44. Dari Juwairiyah binti al-Harits radhiyallahu 'anhuma)
Dzikir merupakan ibadah sunnah yang paling dianjurkan untuk dikerjakan setiap saat. Di dalamnya mengandung banyak kebaikan dan keutamaan.
Pertama, bahwa berdzikir dalam sholat memiliki pahala yang besar. Selain itu dengan mengingat Allah SWT maka akan menghindari perbuatan keji dan munkar. Dalam surat Al Ankabut ayat 45.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِككْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
Kedua, berdzikir adalah untuk mengingat Allah. Maka ketika hamba-Nya mengingat Allah, maka janji Allah bahwa akan mengingat hamba-Nya tersebut. Dalam Al Baqarah ayat 152 disebutkan:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Ketiga, Allah akan mengampuni orang yang berdzikir sebagaimana Allah mengampuni dosa Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Dalam As Shaffat ayat 143-144:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ.لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit.”