REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri sendi adalah masalah kesehatan yang umum terjadi di kalangan orang tua, namun tidak jarang juga dialami oleh orang yang berusia muda. Seperti dinukil dari Antara, Kamis (10/8/2023), berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017, Prevalensi penyakit nyeri sendi di Indonesia berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan adalah 11,9%, dan berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 24,7%.
Meskipun nyeri sendi pada usia 30 tahun tidak dianggap sebagai kondisi normal, namun beberapa faktor seperti gaya hidup dan olahraga high-impact (seperti lari, sepeda, basket, dll) dapat menyebabkan nyeri sendi pada usia tersebut. Di usia muda, nyeri sendi mungkin hilang timbul tetapi efek panjangnya perlu diwaspadai.
“Demand-nya saya lihat meningkat ya (produk nyeri sendi), sejak pandemi banyak yang mulai rajin olahraga, bergerak bareng komunitas lari atau sepeda” ujar Fernando, S.T., M.Sc. praktisi herbal yang ikut menyoroti meningkatnya prevalensi penyakit nyeri sendi di Indonesia.
Jika mengalami nyeri sendi pada usia muda, penting untuk mencari penanganan yang tepat.
"Pertama, mencapai berat badan ideal. Salah satu yang mengakibatkan nyeri sendi adalah beban tubuh berlebih yang membuat persendian terkikis selama menopang tubuh kita. Ada cara menghitung BB ideal untuk laki-laki dan wanita," kata dia.
"Pria: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi badan (cm) - 100) x 10%]
- Wanita: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi badan (cm) - 100) x 15%]," kata dia menambahkan.
Kedua, kata dia, utin melakukan peregangan otot. Peregangan dapat meningkatkan kesehatan sendi dan mengurangi ketegangan otot koordinasi saat melakukan berbagai kegiatan.
"Ketiga, konsumsi suplemen kesehatan sendi yang aman. Penyembuhan nyeri sendi itu membutuhkan waktu, sehingga sangat diperlukan untuk memilih asupan yang aman dikonsumsi dalam jangka relatif lama, yaitu seperti suplemen yang mengandung UC-II, kunyit, dan MSM," kata dia.