REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca sebagai upaya menekan potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Tengah. Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengatakan, operasi itu dilaksanakan selama 24 hari ke depan.
"Kami berusaha mengoptimalkan potensi awan yang ada untuk operasi teknologi modifikasi cuaca di Kalimantan Tengah agar titik panas tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya," kata Budi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca itu menggunakan pesawat CASA yang berasal dari Skuadron 4 TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur. Tim modifikasi cuaca akan menyemai 16.800 ton garam untuk menurunkan hujan agar membasahi gambut dan menambah cadangan air yang bisa dimanfaatkan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Fenomena El Nino yang semakin menguat dengan indeks bernilai +1,04 menyebabkan kondisi cuaca relatif kering. Kondisi itu berpotensi meningkatkan kemunculan titik panas sebagai sumber utama penyebab bencana kebakaran hutan dan lahan.