Jumat 11 Aug 2023 11:08 WIB

Rusia akan Segera Kirim 50 Ribu Ton Biji-bijian Gratis ke 6 Negara Afrika

Negara itu Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah, Eritrea

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Rusia akan segera mengirimkan 25 hingga 50 ribu ton biji-bijian gratis ke enam negara Afrika paling membutuhkan.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Pemerintah Rusia akan segera mengirimkan 25 hingga 50 ribu ton biji-bijian gratis ke enam negara Afrika paling membutuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia akan segera mengirimkan 25 hingga 50 ribu ton biji-bijian gratis ke enam negara Afrika yang paling membutuhkan. Moskow telah menjanjikan bantuan tersebut sebagai peringan atas keputusannya hengkang dari kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).

"Kami akan memasok biji-bijian ke negara-negara Afrika secara gratis. Sementara kami berbicara tentang enam negara dan volume pasokan dari 25 hingga 50 ribu ton, ini sedang dikerjakan sekarang. Saya pikir pengiriman ini akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev kepada awak  media saat berkunjung ke wilayah Omsk, Kamis (10/8/2023), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Patrushev mengungkapkan Rusia mengekspor 60 juta ton biji-bijian tahun lalu. Sementara tahun ini Moskow berencana mengekspor sekitar 55 juta ton biji-bijian. Menurut Patrushev volume ekspor tahun ini dapat disesuaikan ke atas. “Rusia akan terus menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi negara-negara sahabat dalam penyediaan, tidak hanya biji-bijian, tapi juga makanan secara umum,” ucapnya.

Dalam KTT Rusia-Afrika yang digelar di St.Petersburg 27 Juli 2023 lalu, Putin mengatakan akan mengirimkan hingga 50 ribu metrik ton komoditas biji-bijian gratis untuk enam negara Afrika paling membutuhkan, yakni Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah, dan Eritrea.

“Saya telah mengatakan bahwa negara kami dapat menggantikan biji-bijian Ukraina, baik secara komersial maupun sebagai bantuan hibah, untuk negara-negara Afrika yang paling membutuhkan. Terlebih lagi karena kami mengharapkan rekor panen lainnya tahun ini,” kata Putin pada 27 Juli 2023 lalu.

Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif BSGI yang berakhir pada 18 Juli 2023 lalu. Alasan utama Rusia menolak memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa ketentuan terkait kepentingan Rusia dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Tuntutan terkait penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat yang menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global juga tak kunjung dicabut.

Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan “mengkomersialkan” BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Sejak BSGI disepakati, lebih dari 32 juta ton biji-bijian diekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement