Jumat 11 Aug 2023 11:24 WIB

Polisi Venezuela Tangkap Puluhan Komunitas LGBTQ

Polisi Venezuela menggerebek bar dan sauna yang populer di kalangan komunitas LGBTQ

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Polisi menggerebek Avalon Club, yaitu sebuah bar dan sauna yang populer di kalangan komunitas LGBTQ di Kota Valencia, Venezuela.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Polisi menggerebek Avalon Club, yaitu sebuah bar dan sauna yang populer di kalangan komunitas LGBTQ di Kota Valencia, Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Pada tanggal 23 Juli malam, polisi menggerebek Avalon Club, yaitu sebuah bar dan sauna yang populer di kalangan komunitas LGBTQ di Kota Valencia, Venezuela. Penggerebekan ini membuat pelanggan klub terkejut dan memicu kritik tentang diskriminasi LGBTQ di Venezuela.

 

Baca Juga

Seorang pelanggan menceritakan bagaimana polisi datang sambil berteriak, "Angkat tangan!" Petugas menangkap 33 pria dan menahan mereka di ruang ganti sauna.

 

“Saya sedang minum-minum dengan beberapa sahabat saya. Awalnya saya pikir itu lelucon," ujar seorang pelanggan klub, Ivan Valera.

 

Pelanggan lainnya, Ivan yang meminta untuk diidentifikasi dengan nama depannya saja dengan alasan privasi mengatakan, ketika itu polisi menyatakan mereka sedang melakukan inspeksi rutin. "Saat itu saya tenang. Saya hanya berpikir bahwa itu adalah prosedur polisi yang normal," ujarnya kepada Aljazirah.

 

Tapi kemudian petugas membawa Luis dan orang-orang lainnya ke markas polisi di Los Guayos, sebuah kotamadya yang berdekatan dengan Valencia. Orang-orang itu tidak diberi tahu kejahatan apa yang dituduhkan kepada mereka. Sebaliknya, polisi mengatakan bahwa mereka adalah saksi.

 

“Saat itulah saya mulai mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Karena mengapa kita dijadikan sebagai saksi?  Saksi untuk apa?" kata Luis.

 

Luis dipaksa menyerahkan ponselnya dan petugas mengambil foto dirinya. Luis kemudian menyadari bahwa dia telah ditahan.

 

"(Polisi) mengatakan saya berhak menerima panggilan telepon. Saat itulah saya mulai merasa bingung, apa yang terjadi? Mereka bahkan tidak memberi tahu kami bahwa kami ditangkap," ujar Luis.

 

Menjadi gay bukanlah kejahatan di Venezuela. Tetapi mereka akhirnya didakwa atas tuduhan perilaku cabul. Polisi menunjukkan gambar kondom dan pelumas sebagai bukti atas dugaan kejahatan tersebut.

 

Selain itu, foto-foto pria yang ditangkap tersebut bocor ke media lokal. Mereka dituduh berpartisipasi dalam "pesta HIV" dan merekam pornografi. Beberapa pria, seperti Luis, sebelumnya tidak mengungkapkan orientasi seksualitas mereka kepada publik.

 

Penangkapan massal itu menuai reaksi. Aksi protes pecah di Caracas dan Valencia. Demonstran menyerukan pembebasan 33 pria yang ditangkap tersebut.  Tagar #LiberanALos33, atau “Bebaskan 33”, juga menjadi viral di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

 

Sebanyak 30 orang akhirnya dibebaskan dengan pembebasan bersyarat setelah 72 jam dalam tahanan. Sementara tiga lainnya yaitu pemilik Avalon Club dan dua spesialis pijat, dibebaskan 10 hari setelah penangkapan mereka.

Efek jangka panjang dari penangkapan komunitas LGBTQ....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement