Jumat 11 Aug 2023 12:37 WIB

PBB Kutuk Pembunuhan Capres Ekuador

Guterres mengatakan pembunuhan capres Ekuador merupakan ancaman besar bagi demokrasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Seorang kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak hingga tewas pada Rabu (9/8/2023) ketika sedang kampanye di ibu kota.
Foto: AP
Seorang kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak hingga tewas pada Rabu (9/8/2023) ketika sedang kampanye di ibu kota.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio. Guterres mengatakan peristiwa itu merupakan ancaman besar bagi demokrasi.

“Sekretaris Jenderal (PBB) mengutuk keras pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio. Serangan semacam ini merupakan ancaman besar bagi demokrasi dan mereka yang bertanggung jawab harus diadili,” kata seorang juru bicara Guterres dalam sebuah pernyataan, Kamis (10/8/2023), dilaporkan Anadolu Agency.

Baca Juga

Guterres menyatakan, solidaritasnya untuk pemerintah dan rakyat Ekuador, terutama keluarga Villavicencio. Dalam pernyataan yang dirilis juru bicaranya, Guterres turut menceritakan pertemuannya dengan Presiden Ekuador Guillermo Lasso pada 21 Juli 2023. Ketika itu mereka membahas tentang semakin memburuknya keamanan di negara tersebut.

Guterres dan Lasso turut membahas dampak kejahatan terorganisasi di Ekuador serta perlunya peningkatan upaya, baik nasional maupun internasional, untuk melawannya. Terkait hal itu, PBB siap untuk terus mendukung otoritas Ekuador.

Fernando Villavicencio ditembak mati seusai menghadiri sebuah kampanye di ibu kota Quito pada Rabu (9/8/2023), sekitar pukul 18.20 waktu setempat. Dia diberondong beberapa tembakan sesaat setelah masuk ke dalam mobil. Tiga peluru menembus kepalanya. Seorang tersangka penembakan tewas dalam proses penangkapan.

Guillermo Lasso mengatakan, pembunuhan Villavicencio merupakan kejahatan terorganisasi. “Saya meyakinkan Anda, kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejahatan terorganisasi ini sudah terlalu jauh, dan mereka akan merasakan beban hukum sepenuhnya,” ujarnya.

Lasso telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk menghormati Villavicencio. Selain itu, dia memutuskan memberlakukan keadaan darurat. Pemilihan presiden Ekuador diagendakan digelar pada 20 Agustus 2023 mendatang. Selain Villavicencio, terdapat tujuh kandidat lain yang bakal berkontestasi dalam pemilu tersebut. Menurut jajak pendapat, Villavicencio termasuk dalam calon presiden yang populer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement