Jumat 11 Aug 2023 14:18 WIB

Angkatan Laut Cina dan Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan di Samudra Pasifik

Rusia dan Cina sudah tiga kali melakukan patroli maritim gabungan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina dan Rusia. Angkatan laut Rusia dan Cina mengadakan latihan militer gabungan di Samudra Pasifik.
Foto: Wikimedia Commons
Bendera Cina dan Rusia. Angkatan laut Rusia dan Cina mengadakan latihan militer gabungan di Samudra Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Angkatan laut Rusia dan Cina mengadakan latihan militer gabungan di Samudra Pasifik. Latihan itu digelar ketika angkatan laut kedua negara melakukan patroli bersama di wilayah perairan tersebut.

“Kapal Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina, dalam menjalankan tugas patroli laut gabungan ketiga di Samudra Pasifik, melakukan latihan khusus dengan awak pesawat dan helikopter,” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, Kamis (10/8/2023).

Baca Juga

“Sebagai bagian dari latihan pertahanan udara, awak kapal menyusun algoritme tindakan untuk menghalau serangan oleh sarana serangan udara dari musuh tiruan dari berbagai ketinggian dan arah,” tambah Kemenhan Rusia.

Rusia dan Cina sudah tiga kali melakukan patroli maritim gabungan yang melibatkan angkatan laut kedua negara. Ketika patroli maritim gabungan terbaru di Samudra Pasifik masih direncanakan, Kemenhan Cina mengatakan kegiatan itu sejalan dengan kerja sama tahunan antara angkatan bersenjata Cina dan Rusia.

“Patroli tidak ditujukan pada pihak ketiga dan tidak ada kaitannya dengan situasi internasional serta regional saat ini,” ungkap Kemenhan Cina dalam keterangannya, 26 Juli 2023 lalu, dilaporkan China Global Television Network. 

Sebelumnya Cina dan Rusia sudah dua kali melakukan patroli maritim gabungan, yakni pada Oktober 2021 dan September 2022. Bulan lalu Beijing dan Moskow juga baru saja menyelesaikan latihan militer gabungan di Laut Jepang yang melibatkan angkatan laut kedua negara. 

"Latihan angkatan laut gabungan Rusia-Tiongkok telah berakhir di Laut Jepang. Sekitar 20 latihan tempur dilakukan, termasuk tembakan artileri gabungan ke sasaran maritim, pesisir, dan udara," kata Kemenhan Rusia dalam sebuah pernyataan pada 23 Juli lalu.

Kemenhan Rusia mengungkapkan, dalam latihan itu mereka mengerahkan dua kapal anti-kapal selam, dua korvet, serta kapal pembantu. Sementara Cina menerjunkan lima kapal perang, termasuk kapal perusak berpeluru kendali. Pesawat angkatan laut juga terlibat. 

Kemenhan Rusia sebelumnya menyampaikan bahwa tujuan utama dari latihan gabungan dengan Cina bertujuan memperkuat kerja sama angkatan laut antara kedua negara. Latihan itu pun dimaksudkan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.

Hubungan militer Cina dan Rusia kian erat sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022. Sejauh ini Beijing diketahui belum mengecam langkah Rusia menyerang negara tetangganya tersebut. Untuk memperkuat koordinasi, Rusia dan Cina sudah menggelar beberapa latihan gabungan yang melibatkan tentara dari kedua negara dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Juni lalu, Beijing dan Moskow melaksanakan patroli udara bersama di atas Laut Jepang dan Laut Cina Timur. Patroli gabungan tersebut mendorong Korea Selatan (Korsel) mengerahkan jet tempurnya sebagai tindakan pencegahan. Itu adalah patroli Cina-Rusia keenam di kawasan tersebut sejak 2019.

Pada Maret lalu, Presiden Cina Xi Jinping berkunjung ke Moskow dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menandatangani sebuah deklarasi yang menyatakan kesediaan kedua negara menggelar patroli gabungan secara reguler untuk memperdalam rasa saling percaya. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement