Jumat 11 Aug 2023 20:47 WIB

Ekonom: Indonesia Perlu Perbanyak Bank Syariah Besar

UUS BTN diproyeksi bisa menandingi BSI.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dinilai memiliki performa layanan prima atau memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya 10 penghargaan oleh BTN Syariah dalam ajang Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2023.
Foto: dok BTN
Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dinilai memiliki performa layanan prima atau memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya 10 penghargaan oleh BTN Syariah dalam ajang Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Development and Islamic Studies (Ideas) menilai Indonesia perlu memperbanyak bank syariah dengan sebesar PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. Setidaknya ada tiga sampai empat bank besar syariah untuk melindungi konsumen agar tercipta persaingan sehat.

Direktur Ideas Yusuf Wibisono engapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan kebijakan yang mewajibkan bank dan lembaga jasa keuangan konvensional untuk memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS). Kebijakan tersebut dinilai mampu menjadi suplemen untuk mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah.

“Saat ini industri perbankan syariah sangat timpang, BSI menjadi pemain yang sangat besar dan satu-satunya. Selayaknya BSI memiliki tiga sampai empat pesaing yang sepadan agar industri perbankan nasional menjadi lebih sehat,” ujarnya kepada Republika, Jumat (11/8/2023).

Yusuf menuturkan, lumpuhnya BSI beberapa waktu lalu akibat peretasan menjadi pengingat untuk mengawal persaingan sehat industri syariah. Dia pun berharap OJK mengawal spin-off tersebut agar terbentuk persaingan bank syariah yang sehat di Indonesia.

"OJK merestui UUS BTN dapat spin-off dan menjadi bank umum syariah serta menjadi pesaing BSI," ucapnya.

Yusuf merinci, BSI yang menjadi satu-satunya pelaku dengan aset menembus Rp 305 triliun pada 2022. Sebaliknya, pesaing terdekatnya yakni UUS CIMB Niaga, hanya memiliki aset Rp 63 triliun. Selanjutnya, Bank Muamalat dengan aset Rp 61 triliun, dan UUS BTN dengan aset Rp 45 triliun.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK menginginkan ada bank-bank syariah besar sekelas BSI. Menurutnya, OJK tidak ingin hanya BSI yang menjadi satu-satunya bank syariah di Indonesia karena hal itu tidak sehat.

Dian menyebut, OJK siap memberikan izin terkait rencana BTN mengakuisisi suatu bank dalam memuluskan aksi korporasi spin off UUS milik BTN. Tujuannya, agar hasil spin-off tersebut dapat melakukan akuisisi atau merger, sehingga memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk struktur kelembagaan, modal, hingga total aset.

“Sebagaimana saya pernah sampaikan kalau OJK memang menginginkan adanya bank-bank syariah sekelas BSI. Mudah-mudahan bisa ada dua atau tiga bank hasil akuisisi atau merger ke depannya yang seukuran itu (BSI). Ini sesuai juga dengan mandat UU P2SK kalau spin-off bisa dimintakan sekaligus konsolidasi,” ujarnya saat BPR Syariah Summit 2023, Jumat (4/8/2023).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement