REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udara Rusia menjatuhkan drone Ukraina yang terbang menuju target yang tidak diungkapkan di Moskow. Serangan drone ini yang merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan pesawat tak berawak ke ibu kota Rusia.
Sebelumnya, bandara Vnukovo Moskow dan bandara Kaluga, sekitar 150 km (95 mil) barat daya ibu kota, ditutup sementara karena diduga ada penerbangan drone. Namun, kedua bandara itu kemudian dibuka kembali.
"Upaya rezim Kiev untuk menggelar serangan teroris dengan menggunakan drone ke sebuah fasilitas di Moskow berhasil digagalkan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan Jumat (11/8/2023).
Kementerian menambahkan drone itu macet dan jatuh di sebuah hutan di sebelah barat Moskow. "Tidak ada korban jiwa dan kerusakan," kata kementerian dalam pernyataannya.
Sebelumnya, bandara Vnukovo mengatakan mereka terpaksa menangguhkan semua penerbangan "karena alasan di luar kendali bandara", dan menambahkan beberapa penerbangan telah dialihkan ke bandara lain di wilayah Moskow. Pihak bandara tidak memberikan informasi lebih lanjut. Penerbangan kemudian dilanjutkan di bandara Vnukovo dan Kaluga.
Serangan udara lewat drone di dalam wilayah Rusia meningkat sejak sebuah pesawat tak berawak dihancurkan di atas Kremlin pada awal Mei. Wilayah sipil di ibu kota dihantam pada akhir Mei dan distrik bisnis Moskow dua kali menjadi sasaran serangan dalam tiga hari pada awal bulan ini.
Pada Kamis (10/8/2023) Rusia mengatakan mereka telah menjatuhkan 13 drone Ukraina yang berusaha menyerang Moskow dan juga kota terbesar di Krimea, yang Rusia aneksasi dari Ukraina pada tahun 2014.
Dalam beberapa hari terakhir, kapal-kapal yang dikemudikan dari jarak jauh milik Ukraina, yang juga disebut sebagai drone, telah menyerang sebuah kapal tanker bahan bakar Rusia dan sebuah pangkalan angkatan laut di pelabuhan Novorossiysk, Rusia, di Laut Hitam.
Ukraina biasanya tidak memberikan komentar siapa yang berada di balik serangan di wilayah Rusia, meskipun para pejabatnya secara terbuka menyatakan kepuasan atas serangan-serangan tersebut.
Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah menjadi salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Perang ini telah menyebabkan ribuan orang tewas dan jutaan orang mengungsi.
Perang ini juga telah memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara pengimpor gandum terbesar dari Ukraina, dan perang ini telah menyebabkan harga gandum dunia naik. Hal ini telah berdampak pada harga pangan di Indonesia, yang telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, perang ini juga telah mengganggu rantai pasokan global, yang telah menyebabkan harga komoditas lain seperti minyak dan gas. Indonesia telah mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan agar perang dihentikan.
Indonesia juga telah menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam konflik Rusia-Ukraina. Presiden Joko Widodo telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam upaya untuk menemukan solusi damai bagi konflik ini.