REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam Islam, orang yang bersungguh-sungguh mencari rezeki untuk menafkahi keluarganya mendapatkan pahala. Islam juga mengatur kewajiban untuk merawat dan memberi nafkah kepada orang tua yang tidak mampu secara finansial. Prinsip ini tercermin dalam beberapa ayat Alquran dan hadiTs Nabi Muhammad SAW.
Imam Taqiyudin Abu Bakar al-Husni, dalam kitab Kifayatul Akhyar menjelaskan tentang kewajiban memberikan nafkah kepada orang tua sebagai berikut:
وإنما تجب نفقة الوالدين بشروط منها يسار الولد والموسر من فضل عن قوته وقوت عياله في يومه وليلته ما يصرفه إليهما فإن لم يفضل فلا شيء عليه لإعساره
Artinya: “Kedua orang tua wajib dinafkahi oleh anaknya dengan syarat antara lain kelapangan rezeki anak yang bersangkutan. Batasan kelapangan rezeki adalah mereka yang memiliki kelebihan harta setelah menutupi kebutuhan makanan pokok dirinya dan anak-istrinya sehari-semalam itu di mana kelebihan itu dapat diberikan kepada kedua orang tuanya. Jika anak itu tidak memiliki kelebihan harta, maka ia tidak berkewajiban apapun atas nafkah kedua orang tuanya lantaran kesempitan rezeki yang bersangkutan” (Lihat Taqiyudin Abu Bakar Al-Hushni, Kifayatul Akhyar, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2001 M/1422 H, halaman 577).
Islam memberikan ganjaran berlimpah bagi mereka yang berjuang menafkahi orang tau. Berikut tiga hadits Nabi Muhammad SAW tentang keutamaannya:
1. Nafkah bernilai sedekah
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَة
Diriwayatkan dari Abdullah bin Masud RA, dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Apabila seorang Muslim memberikan nafkah kepada keluarganya semata-mata karena Allah SWT, nafkah tersebut bernilai sebagai sedekahnya." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Nafkah untuk orang tidak mampu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « السَّاعِى عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ – وَأَحْسِبُهُ قَالَ ، يَشُكُّ الْقَعْنَبِىُّ – كَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ »
Baca juga: Siapa yang Wajib Menafkahi Orang Tua Setelah Anak Berkeluarga?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Mulakan orang yang menjadi tanggungan
عن أبي هريرة أنه قال: يا رسول الله، أي الصدقة أفضل؟ قال: "جُهْدُ المُقِلِّ، وابدأ بمن تَعُول
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.”