REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Usai menerima laporan pada Mei 2023, Rumah Sakit Sentosa Bogor telah memanggil pada perawat yang berdinas di hari bayi diduga tertukar lahir pada Juli 2022. Saat ini, keterangan para perawat tersebut sedang didalami.
Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako, mengatakan perawat yang dipanggil merupakan perawat yang dinas pagi, siang, maupun malam. Diperkirakan, ada 12 hingga 13 perawat yang bertugas dalam sehari.
Diketahui, bayi dari Siti Mauliah (37 tahun) lahir pada 18 Juli 2022. Sedangkan bayi yang juga diduga tertukar yakni dari pasien B, lahir pada 19 Juli 2022.
“Kita setelah mendapat informasi di bulan Mei 2023, rumah sakit langsung memanggil para perawat yang berdinas pada saat itu. Baik dinas pagi, siang, malam, supaya mencari informasi lebih jauh. Untuk hal ini memang sedang didalami oleh rumah sakit,” kata Gregg ketika dihubungi Republika, Sabtu (12/8/2023).
Gregg menegaskan, apabila ditemukan adanya kelalaian dari perawat yang bertugas di kurun waktu tersebut, RS Sentosa telah memiliki mekanisme untuk menindak perawat yang bersangkutan. Terlebih laporan dugaan tertukarnya bayi ini baru diketahui manajemen rumah sakit hampir setahun kemudian.
“Karena memang kalau ditemukan ada kelalaian, atau kekeliruan, atau tidak patuh kepada Standar Operasional Prosedur (SOP), kan rumah sakit punya mekanisme tersendiri untuk memberikan sanksi seperti apa,” jelasnya.
Sebelumnya, diberitakan bayi dari Siti Mauliah diduga tertukar sejak setahun lalu usai melahirkan di rumah sakit di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Siti pun telah melakukan tes DNA di rumah sakit, dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dirawatnya selama setahun ini bukan anak kandungnya.
Siti menjelaskan, ia melahirkan bayi laki-laki tersebut pada 18 Juli 2022 dan pulang dari rumah sakit pada 21 Juli 2022. Menjelang pulang dari rumah sakit, Siti merasa ada kejanggalan dari bayi yang digendongnya mulai dari fisik hingga warna pakaian yang dikenakan bayi tersebut.
“Dari awal sih gini ya, saya tuh ngerasa pas mau pulang aja kejanggalan hati dari fisik bayi itu berbeda banget. Berubah gitu dari yang kemarin saya gendong,” kata Siti ketika ditemui Republika di kediamannya, di Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jumat (11/8/2023).
Beberapa bulan berlalu dengan perasaan mengganjal, Siti pun melakukan tes DNA di rumah sakit yang sama pada Mei 2023. Hasil tes DNA menunjukkan bahwa bayi yang selama ini dirawatnya bukanlah anak kandungnya.
“(Keyakinan bayi ini bukan anak saya) dari hati. Sudah tes DNA di rumah sakit juga. Hasilnya negatif bukan anak saya,” jelasnya.