REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap Repsol Honda Marc Marquez menambah api persaingan yang tak berkesudahan dengan Valentino Rossi. Marquez mengeklaim lebih baik berpura-pura menjadi teman Rossi meskipun dirinya sendiri tidak suka berpura-pura.
Perseteruan Marquez dengan Rossi dimuat dalam bukunya berjudul 'Menjadi Marc Marquez: Inilah Cara Saya Memenangkan Balapan'. Perseteruan dengan Rossi yang terangkum di dalam buku tersebut seolah membuat api persaingannya tidak pernah padam meski The Doctor sudah pensiun.
Marquez memuat kembali insiden crash dengan Rossi di MotoGP Argentina 2018. Ketika itu, insiden tersebut membuat Rossi terjatuh dari motor Yamaha-nya. Insiden tersebut membuat banyak orang marah atas terjatuhnya Rossi.
Drama itu terjadi pada lap ke-20 ketika Marquez mencoba menyalip Rossi dari sisi dalam tikungan 13. Namun, ia justru melebar sehingga mendorong Rossi keluar dari trek. Rossi terjatuh dari motornya dan harus kembali memulai balapan dari posisi ke-19 dan tertahan di posisi tersebut hingga finis.
“Dia memiliki banyak penggemar dan itu berarti memusuhi mereka, tetapi pilihan apa yang saya miliki? Menjadi tidak setia pada diri saya sendiri? Tentu saja tidak. Saya benci berpura-pura, tidak jujur," kata Marquez dalam kutipan isi bukunya, dilansir dari Crash, Sabtu (12/8/2023).
Marquez juga mengungkapkan bagaimana duel seru dengan Rossi di Sirkuit Laguna Seca pada 2013 tepatnya di tikungan tajam Corkscrew. Saat itu Marquez berhasil menyalip Rossi di tikungan. Gerakan Marquez waktu itu sama seperti yang dilakukan Rossi pada Casey Stoner pada 2008.
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan bahwa saya telah merencanakan manuver itu. Tidak ada niat atau kejeniusan. Saya sama sekali tidak peduli siapa yang ada di depan saya dan saya tidak ingin bertarung. Saya hanya ingin menyalip secepat mungkin," kata Marquez.
Tentu momen duel paling panas antara Marquez dengan Rossi terjadi sepanjang musim 2015, puncaknya di Sirkuit Sepang, Malaysia 2015. Rossi waktu itu secara terbuka menuduh Marquez mencoba membantu Jorge Lorenzo memenangkan gelar.
Ketika itu, Marquez terjatuh dan menuduh Rossi menendangnya. Saling tuduh tersebut menjadi puncak perselisihan kedua pembalap tersebut.
"Pertarungan antara Valentino dan saya menjadi sangat buruk sehingga kami kehilangan rasa hormat satu sama lain. Dia telah menjadi pahlawan saya dan dalam beberapa bulan dia menjadi [saingan] bagi saya, dan dia tetap seperti itu hingga hari ini," ujarnya.