Ahad 13 Aug 2023 07:55 WIB

Palestina Sambut Kehadiran Dubes Saudi Pertama

Penunjukkan duta besar disebut dapat perkuat persaudaraan Saudi-Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi menunjuk Nayef al-Sudairi sebagai duta besar nonresiden untuk Palestina.
Foto: AP/Amr Nabil
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi menunjuk Nayef al-Sudairi sebagai duta besar nonresiden untuk Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat Palestina menyambut kehadiran duta besar Arab Saudi pertama untuk wilayah Palestina. Penasihat diplomatik Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Majdi al-Khalidi, menerima salinan kredensial Duta Besar Nayef al-Sudairi sebagai utusan nonresiden di Yordania pada Sabtu (12/8/2023).

 

Baca Juga

Al-Sudairi saat ini adalah duta besar Kerajaan Saudi untuk Yordania. Dia juga akan menjabat sebagai konsul jenderal di Yerusalem. Al-Khalidi mengatakan, penunjukkan duta besar ini merupakan langkah penting untuk memperkuat persaudaraan antara Saudi dan Palestina.

 

"Kesempatan ini adalah langkah penting yang akan berkontribusi untuk memperkuat hubungan persaudaraan yang mengikat kedua negara, dan kedua bangsa yang bersaudara," ujar Al-Khalidi, dilaporkan kantor berita Wafa, Ahad (13/8/2023).

"Ini adalah keinginan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman "untuk memperkuat hubungan dengan saudara-saudara Negara Palestina dan memberikan dorongan formal di semua bidang," kata Al-Sudairi dalam video yang disiarkan oleh saluran Al-Ekhbariya yang berafiliasi dengan negara Saudi.

 

Selama ini, dokumen atau urusan untuk wilayah Palestina secara tradisional ditangani oleh Kedutaan Arab Saudi di Amman. Analis Palestina, Talal Okal, mengatakan, penunjukan duta besar baru itu merupakan langkah menuju kantor perwakilan resmi Saudi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

 

"Ini juga merupakan pesan bahwa Arab Saudi berkomitmen terhadap hak-hak warga Palestina di negara yang berdaulat penuh," kata Okal, dilaporkan Aljazirah.

 

Penunjukan duta besar baru berlangsung ketika Amerika Serikat (AS) ingin menormalkan hubungan Israel-Saudi. Pejabat AS, Israel, dan Saudi mengatakan, kesepakatan semacam itu masih dalam tahap negosiasi karena sejumlah masalah pelik, mulai dari serangan Israel di Tepi Barat hingga pengembangan tenaga nuklir Saudi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement