Ahad 13 Aug 2023 12:16 WIB

Jelang Pemilu 2024, UM Sosialisasikan Upaya Menangkal Hoaks

Tingginya arus informasi menimbulkan beragam spekulasi pada informasi yang beredar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Hoaks (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Hoaks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) Prodi Ilmu Komunikasi mengadakan kegiatan sosialisasi bagi TP-PKK di Desa Sumbersekar bertemakan 'Peningkatan Kemampuan Literasi TP-PKK Sebagai Upaya Pencegahan dari Terpaan Informasi Palsu Menjelang Tahun Politik 2024'. Kegiatan ditunjukkan sebagai upaya menangkal hoaks dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sosial.

Pemateri Utama Prita Prabawangi menyatakan, tingginya arus informasi di era digitalisasi menimbulkan beragam spekulasi pada informasi yang beredar di kalangan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Penggunaan media sosial tak lepas dari kehidupan sehari-hari karena memudahkan masyarakat dalam menyebarkan informasi yang belum diketahui pasti kebenarannya. "Belum lagi maraknya berita politik yang beredar menjelang pemilu 2024," katanya.

Antusiasme masyarakat terutama kalangan perempuan dalam menyebarkan informasi perlu diiringi dengan kemampuan menganalisa fakta informasi yang akan disebarkan. Meskipun bertujuan menolong sesama jika berita yang disebarkan merupakan informasi palsu, justru akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat luas.

Menurut Prita, hoaks merupakan sebuah informasi rekayasa yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi informasi yang sebenarnya. Hoaks memiliki tujuh jenis di antaranya satire, misleading content, imposter content, fabricated content, false connection, false context, dan manipulated content.

Prita juga menyampaikan bahwa maraknya informasi palsu yang beredar di media sosial disebabkan oleh rendahnya literasi digital dan minimnya kemampuan identifikasi informasi. Selain penyampaian materi tentang pengenalan hoaks di masyarakat, Prita juga memberikan tips bagi ibu rumah tangga dalam menghadapi anggota keluarga atau orang-orang terdekat mereka yang diketahui menyebarkan informasi palsu.

Ia menyarankan ketika ibu-ibu berusaha memberikan teguran alangkah baiknya jika menggunakan kata yang positif dan nada yang mendukung. Selain mengirimkan pesan secara privat dengan sopan, memberikan kisah pribadi saat percaya informasi palsu dapatmemberikan dampak positif bagi orang yang ditegur.

Sementara itu, Pemateri Kedua yang juga dosen UM Prodi Ilmu Komunikasi, Megasari Noer Fatanti membagikan tips bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu agar tidak mudah terjebak dengan hoaks. Hal ini dapat dilakukan melalui identifikasi informasi menggunakan Google dan aplikasi Turn Back Hoax. 

Menurut dia, tidak semua informasi yang beredar merupakan informasi yang benar dan dapat dipercaya. Oleh sebab itu, masyarakat perlu menganalisa dan memilah informasi melalui situs media kredibel seperti Google. Langkah yang harus dilakukan dalam cek fakta suatu informasi yaitu menelusuri foto atau video yang berkaitan, bisa dengan Google image reverse atau aplikasi pencarian gambar lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement