REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI) Malang menunjukkan prakiraan penjualan eceran pada Juli 2023 mengalami peningkatan sebesar 9,40 persen. Situasi ini relatif meningkat jika dibandingkan dengan realisasi Juni yang terkontraksi sebesar -5,53 persen.
Untuk diketahui, SPE merupakan salah satu survei yang dipublikasikan secara bulanan yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui perkembangan kondisi ekonomi di wilayah kerja Bank Indonesia Malang. Survei ini bertujuan untuk mengetahui sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dan memperoleh gambaran mengenai kecenderungan perkembangan penjualan eceran serta konsumsi masyarakat.
Menurut Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Achmad P Subarkah mengungkapkan kelompok komoditas dengan prakiraan peningkatan omzet penjualan tertinggi secara bulanan adalah kelompok kendaraan yang tumbuh sebesar 16,65 persen. Kemudian kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 13,85 persen dan kelompok barang budaya serta rekreasi diprakirakan tumbuh di level 13,59 persen. "Ketiga kelompok tersebut diperkirakan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari bulan sebelumnya," ucapnya.
Subarkah menilai peningkatan penjualan pada kelompok kendaraan disumbang oleh omzet penjualan mobil yang meningkat sebesar 18,25 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan relaksasi DP otomotif 0 persen sehingga mendorong permintaan.
Selanjutnya, kategori kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 13,85 persen. Hal ini meningkat jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -5,2 persen.
Sub kelompok suku cadang dan aksesoris mobil mengalami peningkatan tertinggi sebesar 14,77 persen. Kondisi ini terjadi seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada momentum libur panjang sekolah. Hal tersebut berdampak pada peningkatan permintaan konsumen untuk melakukan servis rutin dan penggantian sparepart.
Selanjutnya, kelompok barang budaya dan rekreasi diprakirakan tumbuh di level 13,59 persen. Hal ini meningkat jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,07 persen.
Menurut dia, peningkatan tertinggi pada kelompok komoditas ini disumbang oleh sub sektor perlengkapan alat tulis sebesar 22,04 persen. Naiknya permintaan terhadap alat tulis terjadi seiring persiapan memasuki tahun ajaran baru sekolah menjadi faktor pendorong peningkatan omzet penjualan.
Selanjutnya, bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah. "Terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang," kata dia menambahkan.