REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk bersama-sama mengembangkan rudal pencegat untuk melawan hulu ledak hipersonik yang sedang dikembangkan oleh Cina, Rusia dan Korea Utara, menurut surat kabar Yomiuri Jepang pada Ahad (13/8/2023).
Kesepakatan mengenai kerja sama rudal pencegat ini diperkirakan akan terjadi ketika Presiden Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di AS pada Jumat (18/8/2023) mendatang, kata laporan itu, tanpa memberikan sumber informasi. Sementara itu, para pejabat di Kementerian Luar Negeri Jepang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar di luar jam kerja.
Tidak seperti hulu ledak balistik pada umumnya--yang terbang pada lintasan yang dapat diprediksi saat jatuh dari angkasa menuju targetnya--proyektil hipersonik ini dapat mengubah arah, sehingga lebih sulit untuk ditargetkan.
Biden dan Kishida akan bertemu di sela-sela Puncak Pertemuan Trilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David, Maryland, demikian ungkap Yomiuri.
AS dan Jepang sepakat pada bulan Januari untuk mempertimbangkan pengembangan pencegat dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dengan rekan-rekan mereka dari Jepang, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dan Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada.
Kesepakatan ini akan menjadi kolaborasi keduanya dalam teknologi pertahanan rudal. Washington dan Tokyo mengembangkan rudal jarak jauh yang dirancang untuk menghantam hulu ledak di ruang angkasa, yang dikerahkan Jepang di kapal-kapal perang di laut antara Jepang dan semenanjung Korea untuk melindungi diri dari serangan rudal Korea Utara.