Senin 14 Aug 2023 04:31 WIB

Subsidi Kereta Cepat, Senator DPD Ingatkan Ini

Pemberian subsidi harga tiket kereta hanya diberikan kepada kelas ekonomi.

Red: Muhammad Subarkah
Lima negara yang memiliki kereta api cepat di dunia.
Foto: Republika.co.id
Lima negara yang memiliki kereta api cepat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD asal Jawa Tengah, Dr Abdul Kholik, mengatakan rencana pemerintah akan memberikan subsidi harga tiket kereta api cepat Jakarta-Bandung perlu dilakukan dengan kehati-hatian. Ini karena kebijakan subsidi tiket tersebut dapat berpotensi menjadi kebijakan merugikan negara.

"Pasalnya, proyek kereta api cepat Indonesia Cina (KCIC) merupakan proyek swasta atau bukan proyek negara. Artinya, skemanya adalah menggunakan skema bisnis to bisnis (B to B).  Dengan demikian, kebijakan pemberian subsidi tiket kereta api cepat itu perlu dikaji secara mendalam,'' kata Abdul Kholik, di Jakarta, Senin pagi (14/08/2023).

Menurut Kholik, pada saat ini persoalan subsidi kereta api cepat perlu didudukkan siapa sebenarnya pihak yang menerima manfaat dan diuntungkan. Kalau melihat segmen dari harga tiketnya, yang menggunakan kereta api cepat bukan kelompok warga negara yang berhak mendapatkan subsidi.

''Para pengguna kereta api cepat ini adalah orang yang mampu secara ekonomi, terutama kalangan bisnis yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu. Sementara tiket kereta lain yang harganya masuk kategori bisnis atau eksekutif tidak ada yang diberikan subsidi. Misalnya kereta api Taksaka, Argo Lawu, Argo Parahiyangan, dan kereta sejenis lainnya,'' ujar Kholik.

Ditegaskannya, selama ini yang lazim menerima subsidi harga tiket kereta api adalah para penumpang kelas ekonomi. Ini juga terjadi pada perumpang kereta api komuter line yang merupakan angkutan masal. ''Maka pemberian subsidi kereta api cepat ini berpotensi menyimpang dari kebijakan yang selama ini hanya untuk kelompok masyarakat bawah,'' katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement