Ahad 13 Aug 2023 23:25 WIB

Gula Darah di Atas Normal Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Kadar gula darah dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Qommarria Rostanti
Alat pendeteksi kadar gula darah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Alat pendeteksi kadar gula darah (ilustrasi).

 

REPUBLIKA. CO.ID, JAKAR -- Peningkatan kadar gula darah di atas normal sering dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2. Selain diabetes, peningkatan kadar gula darah sebenarnya juga dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Dampak peningkatan kadar gula darah terhadap risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada The Lancet Regional Health. Studi ini dipimpin oleh tim peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) dan University College London (UCL).

Studi ini mengungkapkan bahwa kadar gula darah di atas normal dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 30-50 persen. Peningkatan risiko ini tetap terjadi meski peningkatan kadar gula darah yang terjadi belum mencapai ambang diabetes.

Peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah akibat kadar gula darah di atas normal ini bisa terjadi pada pria dan wanita. Akan tetapi, wanita cenderung mengalami peningkatan risiko yang lebih tinggi dibandingkan pria.

Sebagai perbandingan, pria dengan kadar gula darah di atas normal namun di bawah ambang diabetes memiliki risiko 30 persen lebih tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan pada wanita, peningkatan risikonya mencapai kisaran 30-50 persen.

Sebaliknya, individu dengan kadar gula darah normal cenderung memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Artinya, orang-orang dengan kadar gula darah yang normal lebih terlindungi dari risiko serangan jantung dan strok.

"(Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah) tidak hanya terbatas pada individu yang terdiagnosis dengan diabetes saja, tetapi juga pada pria dan wanita yang memiliki kondisi prediabetes," tutur ketua tim peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), dr Christopher Rentsch, seperti dilansir laman Independently ndependentpada Ahad (13/8).

Prediabetes merupakan kondisi ketika kadar gula darah sudah meningkat di atas normal. Akan tetapi, kadar gula darah tersebut belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.

Studi terbaru ini dilakukan oleh tim peneliti dari LSHTM dan University College London atau UCL. Temuan dalam studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Regional Health - Europe.

"Studi ini mendukung adanya strategi penilaian risiko kardiovaskular pada orang-orang yang obesitas, termasuk pengukuran kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah," ujar profesor di bidang kardiologi dari University of Sheffield, Robert Storey.

Prof Storey mengungkapkan bahwa kadar gula darah, kolesterol, serta tekanan darah tinggi di atas normal merupakan faktor-faktor risiko dari penyakit jantung dan pembuluh darah. Bila ketiganya dapat dikelola dengan baik, risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari pun bisa diredam.

Ada beragam upaya yang bisa dilakukan untuk mengelola faktor-faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini. Sebagian di antaranya adalah penurunan berat badan berlebih, perbaikan pola makan, hingga penggunaan obat bila diperlukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement