REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel mengkritik langkah Arab Saudi menunjuk duta besar (dubes) non-residen untuk Palestina. Dubes tersebut nantinya juga akan mengemban jabatan konsul jenderal (konjen) di Yerusalem.
“Apakah akan ada pejabat yang duduk secara fisik di Yerusalem? Ini tidak akan kami izinkan,” ujar Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen ketika diwawancara stasiun radio Tel Aviv 103 FM tentang keputusan Saudi menunjuk dubes non-residen untuk Palestina, Ahad (13/8/2023), dikutip Aljazeera.
Jabatan dubes non-residen untuk Palestina akan diemban oleh Nayef al-Sudairi. Saat ini dia juga diketahui menjabat sebagai dubes Saudi untuk Yordania. Eli Cohen mengatakan, al-Sudairi dapat bertemu dengan perwakilan atau pejabat Otoritas Palestina. Namun dia menegaskan Israel tak akan mengizinkan kehadiran permanen al-Sudairi.
Israel diketahui mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama di dunia yang mengakui klaim tersebut pada Desember 2017. Pada Mei 2018, AS pun memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah Washington kemudian diikuti oleh Guatemala, Honduras, dan Kosovo.
Palestina, yang tengah berusaha memerdekakan diri dari belenggu pendudukan Israel, juga menghendaki Yerusalem Timur menjadi ibu kota masa depannya. Mayoritas negara di PBB menyatakan bahwa status akhir Yerusalem harus dinegosiasikan antara Israel dan Palestina. Yerusalem diduduki Israel pasca berakhirnya Perang Arab-Israel pada 1967.
Pada Sabtu (12/8/2023) lalu, Arab Saudi menunjuk Nayef al-Sudairi menjadi dubes non-residen untuk Palestina. Saudi pun memberinya mandat untuk mengemban posisi konjen di Yerusalem. Al-Sudairi telah menyerahkan mandatnya kepada Majdi al-Khailidi, penasihat presiden Palestina untuk urusan diplomatik. Prosesi penyerahan mandat berlangsung di Kedutaan Besar Palestina di Amman, Yordania.
Al-Sudairi mengatakan, penunjukan dirinya sebagai dubes non-residen untuk Palestina menunjukkan keinginan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) untuk memperkuat hubungan dengan Palestina serta memberikan dorongan formal di semua bidang.
Sementara itu Dubes Palestina untuk Arab Saudi Bassam al-Agha mengatakan penunjukan al-Sudairi merupakan bentuk penegasan Riyadh atas kenegaraan Palestina. “Ini berarti kelanjutan dari posisi Arab Saudi,” ujarnya.
Saat ini Israel gencar mengupayakan normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. Mereka hendak menarik lebih banyak negara Muslim masuk ke Abraham Accord, yakni kesepakatan normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.