Senin 14 Aug 2023 11:17 WIB

Mitos dan Fakta Seputar Donasi Organ

Hari Organ Sedunia diperingati tiap 13 Agustus.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Transplantasi paru (ilustrasi). Sebagian besar donor jantung berasal dari pendonor yang memiliki kondisi mati otak atau otaknya tak berfungsi.
Foto: www.freepik.com
Transplantasi paru (ilustrasi). Sebagian besar donor jantung berasal dari pendonor yang memiliki kondisi mati otak atau otaknya tak berfungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Donasi organ sangat penting karena menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita gagal organ atau penyakit kronis. Sementara itu, dari sudut pandang keluarga pendonor yang telah meninggal, donasi organ adalah tindakan altruisme tertinggi yang memberikan makna mendalam bagi kehidupan orang yang mereka cintai.

"Bahkan, di saat duka, tindakan mulia terakhir itu menawarkan penghiburan karena sebanyak delapan penerima dan keluarga mereka akan menerima hadiah yang tak ternilai," kata Dr Kishore GSB, konsultan senior transplantasi hati dari India, dilansir Indian Express, Senin (14/8/2023).

Baca Juga

Pasien dengan kegagalan organ stadium akhir yang telah berulang kali dirawat di rumah sakit memiliki kualitas hidup yang buruk dan harapan hidup yang berkurang meskipun mendapatkan perawatan medis terbaik. Donasi organ memiliki potensi untuk mengubah hal ini dan memberi pasien tersebut kesempatan kedua dalam hidup.

Donasi organ juga mendukung penelitian dan kemajuan medis. Organ yang disumbangkan dapat digunakan untuk tujuan penelitian, berkontribusi pada pengembangan perawatan dan teknologi baru.

Hanya saja ada beberapa mitos seputar donasi organ yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Berikut adalah tujuh mitos umum tentang donasi organ.

Mitos: donor organ menerima perawatan medis yang tidak memadai untuk memastikan pengambilan organ mereka

Faktanya adalah profesional medis memprioritaskan menyelamatkan nyawa donor organ potensial, dan pemulihan organ hanya terjadi setelah semua tindakan penyelamatan telah dilakukan.

Mitos: waktu tunggu organ akan lebih singkat jika penerima mengenal seseorang di dalam sistem

Faktanya adalah proses dan pembagian organ transparan dan ditata dengan jelas oleh pemerintah.

Mitos: semua individu yang sakit kritis dengan ventilator dapat menjadi donor organ yang potensial

Faktanya adalah orang-orang yang dinyatakan mati otak pada dua kesempatan dengan selang waktu minimal enam jam oleh panel ahli dianggap sebagai calon donor organ. Mereka harus dalam kondisi stabil, tanpa infeksi. Donasi organ hanya akan dilanjutkan dengan persetujuan kerabat dan keluarga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement