Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Debora Simamora

Solusi Ibu Mengalami Anemia dan Kek Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Edukasi | Monday, 14 Aug 2023, 12:01 WIB

Gizi merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia.Kekurangan gizi dapat menyebabkan dampak serius, seperti menghambat pertumbuhan fisik pada balita. Masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), yaitu dari janin hingga balita dianggap sebagai periode paling kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sumber daya manusia yang berkualitas mulai terbentuk sejak dalam kandungan. Kesehatan ibu selama masa kehamilan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kesehatan janin yang dikandungnya Jika seorang ibu hamil mengalami anemia dan kekurangan energi kronis (KEK), hal ini akan berdampak negatif pada kesehatan janin yang sedang berkembang.

Kehamilan dengan kondisi ibu mengalami anemia dan kekurangan energi kronis (KEK), berdampak pada kesehatan janin yang dikandungnya. Hal ini dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah (Karjono M,2017). Apabila pertumbuhan janin tidak berlangsung dengan normal, maka risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah akan meningkat, dimana dikemudian hari akan berpotensi besar menyebabkan anak mengalamin stunting. Umumnya ibu hamil dengan status gizi yang kurang akan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk mengalami anemia dan kekurangan energi kronis dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki status gizi yang baik. Fase -fase penting seperti pra-kehamilan, masa kehamilan, dan masa menyusui merupakan periode yang sangat kritis dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi kesehatan ibu selama periode ini memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan masa depan anak yang dikandungnya (Elstrott et all.,2020).

Penting bagi calon ibu untuk menjaga status gizi dan kesehatan secara optimal sebelum hamil, selama masa kehamilan dan saat menyusui. Hal ini dapat dilakukan melalui:

1) Konsumsi makanan bervariasi dan beragam dengan menerapkan pedoman umum gizi seimbang

2) Penuhi gizi seimbang sejak sebelum hamil

3) Pemberian makanan tambahan (PMT)

4) Konsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin

5) Periksakan kehamilan secara rutin difasilitas kesehatan minimal 6x selama masa kehamilan.

Prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia cukup tinggi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 30.8% yang kemudian mengalami penurunan menjadi 27.7% pada tahun 2019. Meskipun ada penurunan, prevalensi tersebut hanya turun sebesar 3.27% menjadi 24.4% pada tahun 2021 dan 21.6% pada tahun 2022 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,2018; Kemenkes,2018; Kemenkes,2021; Kemenkes,2022). Angka tersebut masih tergolong tinggi dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO,2019) dan dari target prevalensi stunting yang telah ditetapkan di Indonesia yaitu sebesar 14% di tahun 2024 (Perpres no.72 tahun 2021).

Kesimpulan :

Masalah stunting pada anak tidak hanya menghambat perkembangan kognitif, motorik, dan perkembangan mental tetapi juga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit bahkan kematian. Oleh karena itu sangat penting untuk mengambil langkah – langkah pencegahan stunting yaitu memperhatikan 1000 HPK dan asupan makan ibu dan anak dengan menerapkan pedoman gizi seimbang guna mengurangi prevalensi stunting yang terus bertambah setiap tahun.

Referensi :

Kemenkes, R. I. "Buku Panduan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)." Warta Kesmas 1 (2017): 27.

World Health Organization. Nutrition landscape information system (NLiS): results of a user survey. No. WHO/NMH/NHD/19.10. World Health Organization, 2019.

Perpres. (2021). Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Jakarta: Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Kemensetneg RI, 2020, Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018 – 2024.

Salma, Wa Ode. "Riwayat anemia pada kehamilan sebagai prediktor kejadian stunting pada anak: Literatur Review." JURNAL ILMIAH OBSGIN: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN: 1979-3340 e-ISSN: 2685-7987 13.4 (2021): 29-38.

Kemenkes, R. I. "Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022." Badan kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (2022).

Kemenkes, R. I. "Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21, 6% dari 24, 4%." (2023).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image