REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan sampai hari ini pihaknya bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih melakukan diskusi perihal divestasi saham. Hendi memastikan divestasi saham Vale ini berbeda dengan proses divestasi saham Freeport terdahulu.
"Beda kali ini. Kita akan jadi pengendali di Vale. Beda dengan Freeport," ujar Hendi saat ditemui di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Hendi menjelaskan sampai saat ini MIND ID dan Vale masih melakukan pembahasan soal besaran divestasi. Hendi menjelaskan MIND ID dimungkinkan mendapatkan porsi saham lebih besar dari 14 persen yang dijanjikan Vale. "Kita masih negosiasikan soal porsi saham. Bisa lebih dari 14 persen," kata Hendi.
Hendi juga menjelaskan soal pendanaan tak sulit bagi MIND ID untuk menyerap divestasi saham Vale ini. Kata dia, peluang pendanaan terbuka lebar baik dari pinjaman maupun ekuitas perusahaan secara mandiri.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan pihaknya sudah sepakat dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membuat regulasi dan kebijakan yang menguntungkan semua pihak.
"Jadi gini kita ada kesepakatan hari ini bahwa kita dorong Kementerian ESDM buat policy yang baik buat semua, salah satunya ketika saya bicara kalau Freeport yang kerja sama internasional dan BUMN harus relinquish (melepaskan), dari private sector tambang juga relinquish. Mohon maaf bukan saya anti investasi asing. ini kan policy harus relinquish," tuturnya di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID hampir rampung. Setidaknya, pemerintah akan memutuskan divestasi ini pada Agustus 2023 ini.
"Masih kita perlu rampungkan, ya mudah-mudahan beberapa saat ini lah, bulan ini lah sudah bisa ada keputusan," kata Arifin pekan lalu.